Dr. Mustafa Al Barghouti, Presiden Inisiatif Nasional Palestina (tengah). Foto: Metrotvnews.com
Muhammad Reyhansyah • 2 September 2025 21:24
Jakarta: Dr. Mustafa Al Barghouti, Presiden Inisiatif Nasional Palestina menyamakan kondisi yang dialami rakyat Palestina dengan sistem apartheid di Afrika Selatan. Bahkan, ia menilai Israel lebih parah. Karena itu, ia menyerukan boikot internasional dan menyoroti perubahan opini publik global yang kian berpihak kepada Palestina.
“Yang terjadi di Palestina adalah apartheid modern. Bahkan lebih parah daripada yang pernah kita lihat di Afrika Selatan,” ujar Barghouti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 2 September 2025.
Menurutnya, diskriminasi struktural Israel bukan hanya memisahkan orang Palestina dari hak dasar mereka, tapi juga secara aktif menghancurkan tatanan masyarakat di Gaza.
Ia menilai boikot menjadi salah satu instrumen paling efektif untuk melawan. Barghouti menyebut gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) harus diperkuat oleh masyarakat internasional.
“Cara ini pernah berhasil menjatuhkan apartheid di Afrika Selatan. Kini waktunya dunia melakukan hal yang sama terhadap Israel,” kata Barghouti.
Selain itu, Barghouti menyoroti perkembangan opini publik di Barat, khususnya Amerika Serikat (AS). Ia menyebut kalangan muda, termasuk mahasiswa di universitas-universitas besar, kini semakin kritis terhadap kebijakan pro-Israel.
“Ada pergeseran penting, terutama di generasi muda AS. Mereka mulai melihat kenyataan yang sesungguhnya,” ujar Barghouti.
Menurut Barghouti, perubahan opini publik global ini memberi harapan baru.
“Jika tekanan publik terus meningkat, pemerintah Barat akan sulit terus mendukung Israel secara buta,” tambah Barghouti.
Ia menegaskan, apartheid tidak akan bisa bertahan lama ketika masyarakat internasional bersatu melawannya.