Makam Dr Soepomo di Pemakaman Yosoroto, Kampung Yosoroto, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo. Metrotvnews.com/Triawati Prihatsari
Triawati Prihatsari • 10 November 2025 19:01
Solo: Nama Dr Soepomo diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, Palembang, dan Sukoharjo. Pengabadian ini merupakan bentuk penghormatan atas jasa besarnya sebagai salah satu pendiri bangsa.
Dikenal sebagai salah satu perumus Undang-Undang Dasar 1945, Dr Soepomo merancang konstitusi bersama Muhammad Yamin dan Soekarno. Karya besarnya ini menjadi landasan hukum tertinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Meski ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional sejak 1965, Dr Soepomo tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Sang arsitek konstitusi beristirahat di Makam Yosoroto, Kampung Yosoroto, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo.
Makamnya terletak di antara pusara keluarga besar Soepomo. Sebuah foto hitam putih terpajang di sebelah Utara nisan. Lokasi pemakaman ini merupakan kompleks khusus keluarga ningrat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Istri Dr Soepomo, RA Kushartati, merupakan keturunan Raja Keraton Solo. Area makam terpelihara bersih dan terawat dengan baik.
"Biasanya orang-orang berziarah ke sini dalam momen tertentu. Misalnya saat hari pahlawan, atau hari ulang tahun TNI. Atau hari-hari tertentu," ujar Juru Kunci Makam Yosoroto, Siti Daliyah, di Solo, Senin, 10 November 2025.
Selain Dr Soepomo, kompleks makam ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir Gubernur Jawa Tengah tahun 1954-1958 RMTP Mangoennagoro, serta mertuanya Pangeran Haryo Ario Mataram.
.jpg)
Makam Dr Soepomo di Pemakaman Yosoroto, Kampung Yosoroto, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo. Metrotvnews.com/Triawati Prihatsari
Lahir di Sukoharjo, Dr Soepomo menempuh pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (ELS) Boyolali. Ia kemudian melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Solo.
Pendidikan tingginya dimulai di Rechtschool Jakarta. Pada usia 24 tahun, ia meraih gelar Meester in de rechten (Mr) dari Universiteit Leiden, Belanda. Di tahun yang sama, ia memperoleh promosi gelar Doctor in de Rechtsgeleerdheid dari universitas yang sama.
Gelar profesor diperolehnya dalam usia relatif muda. Ia diangkat sebagai Guru Besar Luar Biasa Hukum Adat pada Rechts Hoge School (Sekolah Hakim Tinggi) di Jakarta.Seluruh gelar akademisnya tertulis lengkap pada batu nisan, Prof DR Mr KP Ario Soepomo.
Warisan Pemikiran dan Kiprah Nasional
Selain merumuskan UUD 1945, Dr Soepomo mencetuskan konsep Integralistik yang menjadi dasar negara. Pemikiran ini menekankan persatuan organik antara pemimpin dan rakyat.
"Kanjeng Soepomo meninggal 12 September 1958, di tulis di atas nisannya. Banyak yang ziarah, ada dari siswa SD atau siswa sekolah lain. Dari TNI juga pernah, dari keluarga keraton, masyarakat umum lain juga ada," beber Siti.
Kiprah Soepomo dalam pemerintahan mencakup berbagai jabatan strategis. Ia menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, anggota delegasi RI dalam Konferensi Meja Bundar, Presiden Universitas Indonesia pertama, serta Duta Besar RI di London.
Dr Soepomo wafat pada 12 September 1958 dalam usia 56 tahun. Meski telah berpuluh tahun meninggal, pemikiran dan jasanya tetap dikenang sebagai warisan berharga bagi bangsa Indonesia.