Ilustrasi, bendera Inggris. Foto: Vaughan Leiberum/Wikipedia.
Husen Miftahudin • 10 November 2025 08:31
London: Pengusaha Inggris berharap dapat menaikkan upah sebesar tiga persen dalam 12 bulan ke depan. Ini sebagai dampak kecerdasan buatan (AI) yang akan mengurangi jumlah tenaga kerja mereka.
Mengutip Investing.com, Senin, 10 November 2025, survei Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) menunjukkan, perusahaan khawatir tentang dampak rencana pajak pemerintah terhadap perekrutan tenaga kerja.
Sebagai sebuah badan profesional untuk sektor sumber daya manusia (SDM), CIPD mengatakan niat perekrutan secara keseluruhan berada pada titik terlemah sejak pandemi, dan khususnya rendah di sektor publik.
Sebanyak satu dari enam pengusaha memperkirakan penggunaan AI akan memungkinkan mereka untuk memangkas jumlah karyawan dalam 12 bulan ke depan.
Dari jumlah tersebut, seperempatnya memperkirakan pengurangan staf akan lebih dari 10 persen, dengan jabatan manajer junior, klerikal, profesional, dan administrator diperkirakan menjadi yang paling terpengaruh.
CIPD mengatakan Menteri Keuangan Rachel Reeves harus menghindari tindakan lebih lanjut yang akan mengurangi perekrutan dalam anggarannya pada 26 November, setelah ia mengumumkan kenaikan besar dalam kontribusi jaminan sosial pemberi kerja tahun lalu.
Ekonom pasar tenaga kerja senior di CIPD James Cockett mengatakan orang-orang yang mencari pekerjaan sudah merasakan dampak dari perekrutan yang lebih lambat sejak anggaran pertama Reeves.
"Kita perlu melihat fokus yang lebih kuat dari pemerintah dan pemberi kerja pada perencanaan tenaga kerja jangka panjang dan investasi dalam keterampilan untuk membantu orang-orang menggunakan AI secara efektif dalam peran mereka atau bertransisi ke pekerjaan atau profesi yang berbeda seiring dengan meningkatnya penggunaan AI," kata Cockett.
| Baca juga: Survei: Separuh Warga Inggris Minta PM Keir Starmer Mundur |
