Kerusakan akibat serangan israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 29 June 2025 08:42
Gaza: Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 72 orang di seluruh wilayah Gaza sepanjang malam hingga Sabtu, 28 Juni, menurut laporan petugas medis. Di tengah kabar bahwa peluang gencatan senjata semakin membaik setelah 21 bulan perang, kekerasan tetap berlanjut dengan korban sipil terus berjatuhan.
Mengutip dari PBS News, Minggu, 29 Juni 2025, tiga anak dan kedua orang tuanya menjadi korban serangan udara di kamp tenda pengungsi di Muwasi, dekat Khan Younis di Gaza selatan. Menurut keluarga, mereka diserang saat sedang tidur.
"Apa salah anak-anak ini? Apa dosa mereka?" ujar nenek mereka, Suad Abu Teima, sementara anggota keluarga lainnya mencium wajah para korban yang berlumuran darah dan menangis pilu. Beberapa orang meletakkan bunga merah ke dalam kantong jenazah.
Di Kota Gaza, 12 orang tewas dekat Stadion Palestina—yang saat itu menampung pengungsi—serta delapan lainnya di dalam apartemen, menurut petugas di Rumah Sakit Shifa. Lebih dari 20 jenazah dikirim ke Rumah Sakit Nasser, menurut pejabat kesehatan.
Sebuah serangan Israel di tengah hari menewaskan 11 orang di jalan di Gaza timur, dengan jenazah dibawa ke RS Al-Ahli. Serangan lain terhadap sekelompok orang di Gaza timur menewaskan delapan orang, termasuk lima anak-anak. Di pintu masuk kamp pengungsi Bureij, dua orang dilaporkan tewas akibat serangan udara lainnya, menurut RS Al-Awda.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan gencatan senjata bisa terwujud dalam sepekan ke depan. Saat menjawab pertanyaan wartawan pada Jumat lalu, Trump mengatakan: “Kami sedang mengupayakan solusi untuk Gaza dan mencoba menyelesaikannya.”
Seorang pejabat yang mengetahui situasi mengatakan kepada Associated Press bahwa Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, akan mengunjungi Washington pekan depan untuk melakukan pembicaraan terkait Gaza, Iran, dan isu lainnya. Pejabat tersebut berbicara secara anonim karena tidak diberi wewenang untuk menyampaikan informasi kepada media.
Perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas telah berlangsung putus-nyambung sejak Israel melanjutkan serangan militernya pada Maret lalu, usai membatalkan kesepakatan gencatan senjata terbaru.
Sekitar 50 sandera masih diyakini berada di Gaza, dengan kurang dari setengahnya diduga masih hidup. Mereka merupakan bagian dari 251 orang yang disandera dalam serangan kelompok pejuang Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023—serangan yang memicu pecahnya perang.
"Apa lagi yang tersisa di Gaza yang belum dihancurkan? Siapa lagi yang akan dibunuh?" kata Yotam Cohen, saudara dari sandera Nimrod Cohen, dalam aksi unjuk rasa mingguan yang kembali digelar setelah Israel mencapai gencatan senjata dengan Iran.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 56.000 warga Palestina telah tewas sejak perang dimulai—lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak. Sebanyak 6.089 orang di antaranya tewas sejak berakhirnya gencatan senjata terakhir.
Baca juga: Biadab! Bukannya Dapat Bantuan, Warga Palestina Malah Diberondong Peluru Zionis