Suriah Puji Pencabutan Sanksi oleh Trump sebagai Titik Balik Bersejarah

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani. (Anadolu Agency)

Suriah Puji Pencabutan Sanksi oleh Trump sebagai Titik Balik Bersejarah

Willy Haryono • 1 July 2025 10:03

Damaskus: Pemerintah Suriah menyambut baik keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menandatangani perintah eksekutif untuk mencabut sebagian besar sanksi ekonomi terhadap negara tersebut. Langkah ini dipandang sebagai perubahan besar dalam hubungan bilateral dan membuka peluang baru bagi rekonstruksi serta integrasi Suriah ke komunitas internasional.

“Kami menyambut pencabutan sebagian besar sanksi terhadap Republik Arab Suriah melalui keputusan bersejarah Presiden Trump,” ujar Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani dalam pernyataan resmi yang diunggah di X, Senin, 30 Juni 2025.

Shaibani menyebut kebijakan baru ini sebagai “titik balik signifikan” yang memungkinkan Suriah memasuki fase baru yang ditandai dengan kemakmuran, stabilitas, dan keterbukaan.

Ia juga menyatakan bahwa penghapusan hambatan ekonomi akan mempercepat proses pembangunan kembali infrastruktur penting serta menciptakan kondisi yang memungkinkan kembalinya jutaan pengungsi Suriah secara aman dan bermartabat.

“Dengan dihapuskannya hambatan utama dalam pemulihan ekonomi, pintu rekonstruksi dan pembangunan kini terbuka lebar,” tambahnya.

Melansir dari Anadolu Agency, Selasa, 1 Juni 2025, Gedung Putih dalam pernyataan resmi menyebut bahwa perintah eksekutif ini bertujuan mengakhiri program sanksi terhadap Suriah secara keseluruhan. Trump menegaskan komitmennya untuk mendukung terbentuknya Suriah yang stabil, bersatu, dan damai dengan tetangganya.

“Amerika Serikat berkomitmen mendukung terbentuknya Suriah yang damai, bersatu, dan stabil,” demikian isi perintah eksekutif tersebut, yang diunggah akun resmi “Trump 47 White House” di X.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menambahkan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari dukungan terhadap “jalan Suriah menuju stabilitas dan perdamaian.”

Keputusan Trump ini diumumkan usai pidatonya dalam forum investasi di Riyadh, Arab Saudi, pada 13 Mei lalu, di mana ia menyebut sanksi yang dikenakan sebagai “brutal dan melumpuhkan.”

Sehari setelahnya, Trump mengadakan pertemuan bersejarah dengan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa — pertemuan tingkat tinggi pertama antara pemimpin kedua negara dalam 25 tahun terakhir.

Ahmed al-Sharaa adalah pemimpin oposisi yang naik ke tampuk kekuasaan usai tergulingnya Presiden Bashar al-Assad pada Desember 2024. Assad, yang memimpin Suriah sejak tahun 2000 dan meneruskan kekuasaan Partai Baath sejak 1963, dilaporkan melarikan diri ke Rusia sebelum akhirnya rezimnya tumbang.

Al-Sharaa kemudian diumumkan sebagai presiden transisi pada Januari lalu, dengan mandat membangun kembali negara pasca-konflik dan membuka kembali jalur diplomatik dengan dunia internasional. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Trump Resmi Cabut Sanksi Suriah, Buka Jalan untuk Hubungan dengan Israel

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)