Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq. Foto: Dok istimewa
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengoptimalisasikan pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim melalui sinergi lintas sektor untuk memastikan ketepatan sasaran dan peran serta masyarakat. LAN memperkuat kolaborasi lintas sektor melalui akademi pengentasan kemiskinan di Probolinggo.
Data Badan Pusat Statistik 2025 menyebutkan angka kemiskinan di Probolinggo sebesar 5,69 persen. Meski turun dari data tahun sebelumnya sebesar 6,18 persen, namun angka tersebut ternyata masih menempatkan Kabupaten Probolinggo menjadi daerah termiskin keempat di Jawa Timur.
Kepala LAN Muhammad Taufiq mengatakan, pentingnya kolaborasi dalam menanggulangi kemiskinan dan kemiskinan ekstrim. Hal ini membutuhkan kerja gotong royong dengan melibatkan berbagai unsur, baik pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat untuk membangun ekosistem pemberdayaan masyarakat.
“Cara berpikir birokratik yang kaku harus diubah menjadi cara berpikir inovatif. setiap instansi tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus beralih dari ego system menjadi eco system, membangun kerja sama lintas sektor agar program prioritas pemerintah ini agar dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Oktober 2025.
Baca Juga :
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Kolaborasi pemberdayaan ekonomi
Selain mengubah mindset birokrat, mengubah mindset masyarakat miskin juga penting untuk memutuskan perangkap kemiskinan (poverty trap). Taufiq mencontohkan negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan yang berhasil keluar dari kemiskinan dengan keterbatasan sumber daya karena memiliki pola pikir kolaboratif dan inovatif.
“Ini berbeda dengan Kabupaten Probolinggo yang kaya sumber daya alam, tantangan kita justru bagaimana mengubah mindset masyarakat untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk keluar dari kemiskinan.” ungkap dia.
Dalam konteks pengentasan kemiskinan, kolaborasi ini dapat diwujudkan melalui program pemberdayaan ekonomi, pelatihan kerja, dan pengembangan UMKM yang melibatkan dunia usaha sebagai mitra aktif. Dengan peran yang multi dimensi tersebut, LAN membangun ekosistem kolaboratif yang mendukung percepatan pengentasan kemiskinan.
“Dengan peluncuran Akademi Pengentasan Kemiskinan ini, diharapkan tercipta model pembelajaran yang mampu memperkuat kapasitas ASN dan mempercepat penurunan angka kemiskinan melalui pendekatan kolaboratif, inovatif, dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujar dia.
Sementara itu, Bupati Probolinggo Mohammad Haris mengatakan, akademi pengentasan kemiskinan merupakan era baru bagi Kabupaten Probolinggo untuk mendapatkan kesempatan pengembangan kapasitas para ASN dalam rangka pengentasan kemiskinan. Ada sekitar 198 ribu masyarakat miskin dan miskin ekstrim yang membutuhkan pemberdayaan.
Akademi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo diikuti 200 lebih peserta berasal dari instansi pemerintah daerah yaitu ASN, kepala desa, camat dan unsur aparatur daerah. Selain itu pelibatan masyarakat miskin, perempuan, penyandang disabilitas, serta kelompok rentan dengan membekali pengetahuan dan keterampilan kerja yang relevan.