Iran Sebut AS Sponsor Terorisme Terbesar usai Pidato Trump di Parlemen Israel

Ilustrasi bendera Iran. (Anadolu Agency)

Iran Sebut AS Sponsor Terorisme Terbesar usai Pidato Trump di Parlemen Israel

Muhammad Reyhansyah • 14 October 2025 20:04

Teheran: Pemerintah Iran pada Selasa, 14 Oktober 2025, mengecam keras pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dianggap “tak berdasar,” seraya menuding Washington sebagai “sponsor terbesar terorisme di dunia.”

Kecaman itu disampaikan sehari setelah Trump berbicara di hadapan parlemen Israel, Knesset, sebelum menghadiri KTT perdamaian internasional di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Dalam pidatonya, Trump mengklaim bahwa Iran berkeinginan mencapai kesepakatan damai dengan Amerika Serikat “walau mereka mengatakan tidak ingin melakukannya.”

Melalui pernyataan resmi yang disiarkan kantor berita IRNA dan dikutip Anadolu Agency, Selasa, 14 Oktober 2025, Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan, “Amerika Serikat, sebagai pencipta dan pendukung utama terorisme global serta rezim Zionis yang teroris dan genosidal, tidak memiliki otoritas moral untuk menuduh negara lain.”

Pernyataan itu menambahkan bahwa pengulangan tuduhan palsu mengenai program nuklir damai Iran “tidak dapat dijadikan pembenaran atas kejahatan bersama Amerika Serikat dan rezim Zionis,” termasuk pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah Iran.

Serangan Israel terhadap Teheran pada 13 Juni lalu menjadi salah satu titik panas terbaru dalam hubungan kedua negara. Serangan mendadak itu menargetkan fasilitas militer, nuklir, dan sipil, serta menewaskan sejumlah perwira tinggi dan ilmuwan nuklir Iran.

Sebagai balasan, Teheran meluncurkan serangan rudal dan drone terhadap sasaran Israel, sementara Amerika Serikat membom tiga lokasi nuklir Iran. Konflik yang berlangsung selama 12 hari itu berakhir setelah gencatan senjata yang disponsori Washington diberlakukan pada 24 Juni.

Kementerian Luar Negeri Iran juga menuntut agar Amerika Serikat dimintai pertanggungjawaban atas perannya dalam “memberi impunitas kepada Israel,” termasuk dengan memblokir langkah Dewan Keamanan PBB dan menghalangi proses hukum internasional untuk mengadili pelaku kejahatan perang Israel.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 67.800 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, membuat wilayah tersebut nyaris tak layak huni. Tahap pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada Jumat lalu.

Baca juga:  AS Terapkan Sanksi Baru Terhadap Iran Usai Langkah “Snapback” PBB Dipulihkan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)