Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad (tengah). Dok. Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama
Achmad Zulfikar Fazli • 23 September 2025 15:18
Makassar: Lebih dari 5.000 orang menghadiri kegiatan Bincang Syariah Goes To Campus bertajuk Mawlid For Earth: Sharia and Eco Wisdom di Masjid Agung Sultan Alauddin, Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Kabupaten Gowa, Senin, 22 September 2025. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Bissful Mawlid 1447 Hijriah yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag).
Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, mewakili Menteri Agama Nasaruddin Umar, menjelaskan Ditjen Bimas Islam secara rutin mentradisikan berbagai kegiatan untuk menyemarakkan hari besar Islam.
“Kami ingin menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah SAW, dengan cara yang relevan dan berdampak bagi masyarakat,” ujar Abu dalam keterangannya, dilansir pada Selasa, 23 September 2025.
Menurut dia, Maulid Nabi merupakan momentum penting untuk memperkuat kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, dan mengintegrasikan nilai-nilai ajarannya dengan isu kekinian, termasuk isu lingkungan. Untuk itu, pihaknya terus menghadirkan aksi nyata yang berdampak.
“Acara saat ini merupakan upaya dari Bimas Islam menerjemahkan gagasan Asta Protas Menteri Agama, yaitu ekoteologi,” ucap Abu.
Abu menegaskan Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan manusia dan
lingkungan. Dia menyebut umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kelestarian bumi sebagai Amanah.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, menambahkan Bincang Syariah Goes To Campus merupakan yang pertama kali dalam sejarah dihelat di UIN Alauddin Makassar.
“Ini kali pertama dalam sejarah UIN, maulid dihelat sebanyak ini bahkan bertaraf internasional karena yang hadir pesertanya juga ada 12 rombongan dari Muslim Australia,” kata Hamdan.
Hamdan menyebut peserta yang hadir mencapai lebih dari 5.000 orang. Angka tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dari peserta terhadap tema yang diangkat, yakni eco-wisdom atau kebijaksanaan ekologis.
Menurut Hamdan, tema eco-wisdom berarti bijak terhadap kehidupan alam. “Ternyata banyak orang sulit membedakan antara ketercerahan dan kebijaksanaan. Ketercerahan adalah memahami diri kita, untuk apa saya hadir dalam kehidupan, tetapi di atas ketercerahan adalah kebijaksanaan, yaitu memahami kehidupan dari luar diri kita, yaitu lingkungan atau alam,” jelas Hamdan.
Dia menekankan kebijaksanaan ekologis penting diterapkan untuk mengatasi berbagai krisis lingkungan yang kini mengancam kehidupan manusia. Dia berharap maulid kali ini dapat menjadi momentum untuk menduplikasi kebijaksanaan hidup Nabi Muhammad SAW.
“Kita butuh meniru kebijaksanaan hidup Rasulullah SAW. yang peduli pada lingkungan sekitarnya,” ujar Hamdan.