Paket berisikan bangkai tikus terpenggal ditemukan di depan Kantor Tempo. Foto: Istimewa.
Al Abrar • 24 March 2025 21:50
Jakarta: Ketua Umum Pasukan Bawah Tanah (Pasbata), David Febrian, mengecam keras aksi teror yang menyasar kantor media Tempo. Ia menilai pengiriman kepala babi dan enam ekor tikus yang ditemukan di kantor Tempo sebagai bentuk provokasi yang berpotensi memperkeruh situasi politik di Tanah Air.
“Kita semua mendukung kebebasan pers, dan teror semacam ini jelas merupakan upaya adu domba. Tindakan ini bertujuan memperkeruh suasana politik serta mengadu domba elite politik dengan media,” kata David dalam keterangannya, Senin, 24 Maret 2025.
David menyarankan agar Tempo segera melaporkan kejadian ini kepada kepolisian agar dapat diproses secara hukum. Ia menegaskan bahwa kebebasan pers di Indonesia telah dijamin undang-undang, sehingga tindakan intimidasi terhadap jurnalis harus ditindak tegas.
“Negara kita sudah mengatur kebebasan pers, jadi tidak perlu ada keraguan. Jika ada ancaman atau teror, cukup laporkan saja ke aparat hukum agar bisa segera ditelusuri dan ditemukan pelakunya,” tegasnya.
Lebih lanjut, David menegaskan bahwa kebebasan pers telah terjamin sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri hingga pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini. Ia meminta agar isu ini tidak dipolitisasi dan mengajak semua pihak untuk mempercayakan penanganannya kepada aparat penegak hukum.
“Tidak ada larangan ini dan itu sejak zaman Ibu Megawati hingga sekarang. Orang bebas saja membuat berita. Jadi kalau ada yang mempertanyakan kebebasan pers, Presiden kita sangat terbuka. Jangan ragukan itu,” ujarnya.
David juga mengimbau media agar tetap fokus menjalankan tugas jurnalistik dan tidak terprovokasi oleh aksi teror. Ia menyatakan dukungan penuh kepada Tempo dalam upaya menyelesaikan kasus ini secara hukum.
“Saya minta media tetap fokus. Ayo kita bersama-sama mencari tahu siapa pelakunya. Kami juga melaporkan ini ke polisi. Kami mendukung Tempo untuk menuntaskan kasus ini lewat jalur hukum,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa tindakan teror seperti ini seharusnya tidak menjadi polemik berkepanjangan di tengah masyarakat. Menurutnya, yang terpenting adalah mengedepankan proses hukum tanpa perlu berspekulasi lebih jauh.
“Kalau ada teror, laporkan saja. Tidak perlu berpikir terlalu jauh, biarkan aparat penegak hukum bekerja. Pasti pelakunya akan ditemukan. Jangan biarkan hal ini justru menjadi polemik yang memecah belah masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, pada 19 Maret 2025, kantor Tempo menerima paket berisi kepala babi tanpa telinga yang dikirim oleh kurir dengan atribut aplikasi pengiriman barang. Paket tersebut ditujukan kepada Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik sekaligus host siniar Bocor Alus Politik.
Teror kembali terjadi pada 22 Maret 2025. Petugas kebersihan kantor Tempo menemukan sebuah kardus berisi enam ekor tikus dengan kondisi kepala terpenggal. Aparat kepolisian diharapkan segera mengusut tuntas kasus ini secara profesional dan transparan guna menjaga stabilitas nasional.