Ilustrasi Bank Mandiri. Foto: dok MI/Angga Yuniar.
Husen Miftahudin • 23 November 2025 22:29
Jakarta: Kebijakan pembelian kembali saham atau buyback yang dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dinilai menjadi sinyal kuat atas keyakinan manajemen terhadap fundamental perusahaan dan prospek jangka panjang industri perbankan nasional. Langkah tersebut juga dipandang positif oleh kalangan analis karena mencerminkan pandangan valuasi saham perseroan sudah terlalu murah.
Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management Universitas Indonesia (LMUI) Toto Pranoto menilai aksi BMRI merupakan keputusan strategis yang tepat di tengah kondisi pasar saham yang cenderung fluktuatif. Langkah itu disebut menunjukkan manajemen melihat potensi undervaluasi saham dan berupaya memperkuat nilai pemegang saham.
"Kebijakan buyback BMRI cukup baik. Hal itu mengindikasikan manajemen melihat harga saham sudah terlalu murah dan perlu langkah buyback. Bagi investor, ini bisa dipandang sebagai langkah bagus karena ada harapan peningkatan EPS (earnings per share) ke depan," ucap Toto dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 23 November 2025.
Toto menambahkan, prospek Bank Mandiri juga didukung oleh perbaikan indikator keuangan dan dorongan program pembangunan pemerintah, mulai dari proyek infrastruktur, hilirisasi mineral, hingga pengembangan energi terbarukan. "Prospek ke depan BMRI cukup baik, apalagi juga sudah di-inject Rp200 triliun oleh Kementerian Keuangan. Tinggal bagaimana proses analisis proyek dilakukan lebih tajam agar NPL bisa ditekan," lanjut dia.
Manajemen Bank Mandiri sebelumnya mengumumkan pelaksanaan program buyback senilai Rp1,17 triliun yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Maret 2025. Dana tersebut akan berasal dari kas internal perseroan dan digunakan untuk menjaga kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang saham BMRI.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan buyback tersebut menjadi bentuk nyata keyakinan manajemen terhadap kekuatan model bisnis perseroan. "Buyback tersebut menjadi sinyal kepercayaan manajemen perseroan terhadap kekuatan model bisnis dan nilai jangka panjang Bank Mandiri," tegas dia.
Selain memperkuat nilai pemegang saham, saham hasil buyback juga disiapkan untuk mendukung program kepemilikan saham pegawai (Employee Stock Ownership Program/ESOP), sebagai wujud konsistensi manajemen dalam menjaga tata kelola yang berkelanjutan.
| Baca juga: Buyback Saham Jadi Jurus Jitu Perkuat Kredibilitas Korporasi di Tengah Gejolak Pasar |
