Presiden Kolombia Gustavo Petro. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 2 October 2025 10:45
Bogota: Presiden Gustavo Petro telah memerintahkan pengusiran seluruh delegasi diplomatik Israel dari Kolombia. Ini dipicu oleh penahanan dua warga negara Kolombia di atas armada yang berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang terkepung.
Manuela Bedoya dan Luna Barreto adalah bagian dari kru Global Sumud Flotilla, sebuah upaya internasional yang berupaya menembus blokade Israel dan mengirimkan bantuan ke Gaza.
Menurut pernyataan dari Gerakan Global untuk Gaza, militer Israel secara ilegal menahan kedua perempuan tersebut setelah armada mencapai area berisiko tinggi 150 mil laut lepas pantai.
"Setelah mencapai 150 mil laut penempatan maritim kapal-kapal Israel dimulai pukul 18:59 waktu Kolombia," kata pernyataan itu, seperti dikutip TRT World, Kamis 2 Oktober 2025.
Laporan menyebutkan bahwa armada lain telah "diserang atau dicegat." Pernyataan itu menggambarkannya sebagai "pelanggaran hukum internasional dan Perjanjian Jenewa."
Petro memperingatkan di X bahwa jika laporan tersebut benar, hal itu akan menjadi "kejahatan internasional baru yang dilakukan Benjamin Netanyahu."
Petro mengatakan bahwa "Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Israel segera diumumkan." Awal pekan ini, Petro menyatakan keinginannya untuk menangguhkan kesepakatan dengan Israel.
Meskipun Petro telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada Mei 2024, pernyataannya lebih lanjut memerintahkan perwakilan diplomatik yang tersisa untuk segera meninggalkan wilayah Kolombia.
Ia mengindikasikan bahwa Kementerian Luar Negeri akan mengajukan gugatan hukum, termasuk di pengadilan Israel, dan mendesak para pengacara internasional untuk mendukung tim hukum Kolombia.