Lebih dari 700 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel saat Ambil Air

Warga Gaza dihadapkan serangan Israel saat mengambil air. Foto: Xinhua

Lebih dari 700 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel saat Ambil Air

Fajar Nugraha • 15 July 2025 06:49

Gaza: Kantor media Gaza menuduh tentara Israel menggunakan air sebagai senjata perang. Hal tersebut dilihat dari lebih 700 warga Palestina, sebagian besar anak-anak, tewas akibat tembakan tentara Israel saat mengambil air sejak Oktober 2023.

“Pendudukan Israel terus melancarkan perang kehausan yang sistematis dan disengaja terhadap rakyat Palestina di Gaza, sebuah pelanggaran mencolok terhadap semua konvensi internasional dan kemanusiaan,” kata kantor media pemerintah Gaza dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Selasa 15 Juli 2025.

Kantor tersebut menuduh pasukan Israel menggunakan air sebagai senjata perang “untuk merampas hak-hak paling dasar warga Palestina.”

Disebutkan bahwa pasukan tentara Israel telah melakukan 112 pembantaian terhadap warga Gaza yang mengambil air, menewaskan lebih dari 700 orang, sebagian besar anak-anak, sejak Oktober 2023.

Pada hari Minggu, setidaknya 12 orang tewas, termasuk delapan anak-anak, akibat tembakan Israel saat menunggu untuk mengambil air di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.

Kantor media tersebut menyatakan bahwa lebih dari 720 sumur air sengaja dihancurkan oleh tentara Israel di Gaza.

"Serangan terhadap sumur air telah merampas akses air bersih bagi lebih dari 1,25 juta warga Palestina," tambahnya.

Menurut pernyataan tersebut, tentara Israel telah menghalangi masuknya 12 juta liter bahan bakar setiap bulannya, jumlah yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sumur air, stasiun pembuangan limbah, mekanisme pengumpulan sampah, dan sektor vital lainnya yang jumlahnya sangat sedikit di Gaza.

"Hal ini telah menyebabkan kelumpuhan total pada jaringan air dan pembuangan limbah serta penyebaran epidemi, terutama di kalangan anak-anak," tambahnya.

Kantor media tersebut mendesak komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan penggunaan air secara sistematis dan disengaja oleh Israel sebagai senjata perang dan memungkinkan pasokan bahan bakar dan peralatan berat yang diperlukan untuk mengoperasikan kembali sumur air dan stasiun drainase.

Israel telah menutup penyeberangan Gaza untuk bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan sejak 2 Maret, memperparah krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah kantong tersebut, yang berdampak pada 2,4 juta penduduk Gaza. Blokade tersebut telah mendorong wilayah tersebut ke dalam kondisi kelaparan, dengan banyak kematian dilaporkan akibat kelaparan.

Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, tentara Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 58.000 warga Palestina sejauh ini, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan wilayah kantong tersebut dan menyebabkan kekurangan pangan serta penyebaran penyakit.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di wilayah kantong tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)