Pemerintah Didorong Belajar dari Rwanda dalam Mewujudkan Makan Bergizi Gratis

Jakarta: Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai NasDem, Nurhadi, mendorong pemerintah belajar dari negara Rwanda dalam menjalankan program pemberian makan bergizi gratis (MBG). Pembelajaran ini khususnya harus dilakukan Badan Gizi Nasional (BGN).

"Arahan Ketua Umum kami, Bapak Haji Surya Paloh, ini cukup unik dan rasanya sangat perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Badan Gizi Nasional, yaitu beliau menyarankan Indonesia menduplikasi atau study banding dengan apa yang dilakukan pemerintah Rwanda," ujar Nurhadi dalam keterangannya, Senin, 20 Januari 2025.

Mengutip pernyataan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Nurhadi menceritakan Rwanda mempunyai program pemberian makan bergizi kepada anak-anak yang sangat baik. Program itu juga sudah dipersiapkan dengan matang.

"Di Rwanda itu sudah disajikan sedemikian rupa dalam kemasan cup (mangkuk) komplit, bahkan takaran nilai gizinya sudah terukur. Jadi ini juga akan memudahkan distribusi secara nasional," ujar dia.
 

Baca Juga:  Presiden Minta Maaf MBG Belum Merata ke Semua Anak

Badan Gizi Nasinal didorong melakukan study banding dan melihat tingkat keberhasilan program makan bergizi gratis di Rwanda. Sehingga, Indonesia dapat belajar dan menerapkannya dengan lebih baik.

Legislator dari Dapil Jawa Timur VI itu menekankan Partai NasDem mendukung penuh program makan bergizi gratis yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Meskipun menuai banyak kritikan, kata Nurhadi, hal itu baik untuk menjadi catatan evaluasi agar program tersebut dapat berjalan lebih baik.

"Dinamika yang terjadi ini benar-benar dievaluasi, baik secara internal maupun eksternal. Saya kira Fraksi NasDem siap mengawal program ini. Program ini sangat bagus untuk generasi bangsa, khususnya menuju Indonesia Emas 2045," tegas dia.

Nurhadi berharap program makan bergizi gratis dapat dilaksanakan dengan konsisten untuk menumbuhkan generasi emas Indonesia. 

"Kita sudah banyak generasi muda yang cerdas dan jenius, tapi masih kurang banyak lagi untuk membangun negara ini," ujar dia.