Elektrifikasi di Daerah 3T Didorong Manfaatkan Energi Terbarukan

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Elektrifikasi di Daerah 3T Didorong Manfaatkan Energi Terbarukan

Eko Nordiansyah • 2 August 2025 21:28

Jakarta Rasio elektrifikasi nasional Indonesia telah mencapai 99,83 persen hingga akhir 2024 dengan Rasio Desa Berlistrik (RDB) sebesar 99,92 persen. Meski begitu, tantangan pemerataan energi di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) masih menjadi fokus utama.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, indeks ketersediaan infrastruktur ketenagalistrikan nasional mencapai 97,87 persen. Namun, keterbatasan infrastruktur dasar, geografis, serta lambatnya pengembangan energi terbarukan menjadi hambatan dalam transisi energi.

Segment Manager Hitachi Energy Alif Rizki Batoni mengatakan, Indonesia menghadapi tantangan dalam mendistribusikan energi. Hitachi Energy menghadirkan teknologi microgrid dan Battery Energy Storage System (BESS) di sejumlah wilayah terpencil, seperti Pulau Semau, Pulau Selayar dan Bontang di Kalimantan.

“Solusi microgrid berbasis BESS kami telah terbukti memberikan pasokan energi yang andal di wilayah terpencil untuk mengurangi ketergantungan pada diesel dan memperkuat bauran energi terbarukan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 2 Agustus 2025.

Sistem ini memungkinkan integrasi antara pembangkit tenaga surya dan penyimpanan energi dalam baterai, sehingga mampu menyuplai listrik secara stabil, tanpa bantuan genset diesel. Di Nusa Penida, implementasi teknologi ini memungkinkan penggunaan energi terbarukan secara penuh selama beban puncak siang hari.
 

Baca juga: 

PLN IP Kelola Lebih dari 2.300 MW Pembangkit EBT



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Pencapaian target transisi energi bersih

Di sisi lain, ketergantungan pada energi fosil yang masih dominan turut memperlambat laju pencapaian target transisi energi bersih menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk itu, upaya dalam mewujudkan sistem energi harus dilakukan secara inklusif, tangguh, dan berpihak pada masa depan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari upaya mengatasi persoalan tersebut, program Patriot Energi hadir sebagai pendekatan berbasis masyarakat dalam membangun ketahanan energi di desa-desa terpencil. Program ini digagas oleh Kementerian ESDM bersama IBEKA Foundation dan melibatkan anak-anak muda untuk memetakan potensi energi baru terbarukan.

“Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor industri, elektrifikasi berbasis komunitas dan teknologi microgrid diyakini dapat mempercepat pemerataan akses energi, sekaligus memperkuat fondasi menuju transisi energi berkelanjutan,” ujarnya.

Hitachi Energy memiliki lebih dari 300 tenaga kerja serta fasilitas produksi dan pusat pengembangan perangkat lunak. Perusahaan mendukung target pemerintah dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang mencanangkan pengembangan 42,6 gigawatt (GW) pembangkit EBT, termasuk 10,3 GW sistem penyimpanan energi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)