Kebakaran yang melanda gedung apartemen di Hong Kong. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 4 December 2025 12:35
Hong Kong: Pada Rabu, 3 Desember, operasi pencarian dan penyelamatan terus berlanjut di Hong Kong guna mencari 31 individu yang masih belum ditemukan setelah kebakaran dashyat pekan lalu yang pailng mematikan di Hong Kong dalam beberapa dekade.
Menurut laporan South China Morning Post, kebakaran di kompleks Wang Fuk Court, Tai Po, telah merenggut 159 nyawa dan melukai 79 orang, termasuk belasan petugas pemadam kebakaran.
Menanggapi tragedi tersebut, Pemimpin Eksekutif, John Lee Ka-chiu, mengumumkan pembentukan komite independen yang akan dipimpin oleh seorang hakim guna menyelidiki penyebab kebakaran. Lee juga memastikan, bahwa pemilihan Dewan Legislatif, pada hari Minggu akan berjalan sesuai rencana, seraya membantah spekulasi mengenai penundaan akibat bencana.
Penemuan awal Otoritas Hong Kong mengindikasikan, bahwa stirofoam yang sangat mudah terbakar dan jaring konstruksi di bawah standar, menjadi penyebab api menjalar cepat di tujuh blok hunian yang berisi leibih dari 1.900 apartemen.
Respons hukum dan regulasi berjalan cepat dengan pihak berwenang telah memerintahkan, sekitar 300 gedung di seluruh kota untuk melepaskan jaring perancah serupa paling lambat hari Sabtu. Sejauh ini, 21 orang telah ditangkap, termasuk kontraktor utama, seorang konsultan teknik, dan subkontraktor.
Kebakaran yang berlangsung selama kurang lebih 43 jam, melanda kompleks padat delapan menara yang memperkirakan dihuni oleh 4.000 jiwa. Kerugian besar tersebut telah mengejutkan kota, memicu respons darurat besar-besaran, dan menimbulkan pertanyaan mendesak mengenai standar keselamatan konstruksi dan penegakan pengaturan di lingkungan urban Hong Kong yang sangat padat.
(Kelvin Yurcel)