Warga berada di reruntuhan bangunan di Rafah, Jalur Gaza. (EPA)
Willy Haryono • 12 May 2024 15:44
Paris: Prancis mengutuk serangan darat Israel di kota Rafah, Jalur Gaza. Menurut Kementerian Luar Negeri Prancis, serangan darat Israel di Rafah pada 7 Mei lalu menjadi "situasi mengerikan” bagi penduduk Gaza yang telah "berulang kali mengungsi."
"Tidak ada tempat aman bagi warga sipil di Gaza," ucap pihak kementerian, seraya menyerukan Israel untuk segera menghentikan serangan darat di Rafah.
Mengutip dari laman Anadolu Agency pada Minggu, 12 Mei 2024, Kemenlu Prancis juga mendesak Israel kembali ke meja perundingan sebagai "satu-satunya cara" untuk "mengamankan pembebasan sandera dan mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan."
Pihak kementerian juga mencatat permintaan Prancis agar Israel segera membuka titik perlintasan Rafah di dekat perbatasan Mesir. Paris menekankan bahwa sangat penting bantuan kemanusiaan dapat disalurkan ke Gaza melalui area perbatasan tersebut.
Selain itu, Prancis juga mendesak Israel melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk menjamin keselamatan warga sipil dan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pernyataan Kemenlu Prancis juga meliputi kecaman atas serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan asal Yordania yang dilakukan pemukim ilegal Yahudi pada 7 Mei. Prancis menuntut pemerintah Israel segera mengakhiri kekerasan yang dilakukan para pemukim ilegal tersebut.
Pernyataan dari Paris turut mencatat kecaman atas serangan di perbatasan Kerem Shalom.
Pada tanggal 7 Mei, militer Israel melancarkan serangan darat di wilayah Rafah, merebut kendali perbatasan Rafah di sisi Palestina yang menghubungkan Jalur Gaza ke Mesir.
Baca juga: Ratusan Ribu Warga Palestina Mengungsi dari Rafah