KTT BRICS Ditutup dengan Deklarasi Kazan

KTT BRICS di Rusia hasilkan Deklarasi Kazan. (Dok. Kemenlu RI)

KTT BRICS Ditutup dengan Deklarasi Kazan

Marcheilla Ariesta • 25 October 2024 16:57

Kazan: KTT BRICS yang berlangsung di kota Kazan, Rusia barat daya, telah memasuki hari terakhirnya dengan sorotan utama berupa pertemuan BRICS dalam format Outreach/Plus. Pertemuan ini melibatkan negara-negara non-anggota BRICS yang tertarik memperkuat hubungan dengan blok ekonomi tersebut.

Penyelanggara mengumumkan bahwa 36 negara berpartisipasi dalam pertemuan ini, dengan 22 di antaranya diwakili langsung oleh kepala negara, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. 

Para pemimpin dari Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin juga hadir, bersama perwakilan dari beberapa organisasi internasional. Delegasi Rusia dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin.

Putin, yang telah mengadakan beberapa pertemuan bilateral, termasuk dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dijadwalkan menggelar konferensi pers untuk menutup KTT tiga hari ini pada Kamis mendatang. 

Pada hari Rabu lalu, para pemimpin BRICS secara resmi mengadopsi "Deklarasi KTT Kazan," yang merangkum hasil KTT serta pencapaian selama masa jabatan Rusia sebagai ketua BRICS. Deklarasi ini diharapkan memperkuat kerja sama di antara negara-negara anggota dan memperluas hubungan dengan mitra di luar BRICS. 

Kazan Declaration tersebut membahas berbagai krisis dan tantangan global serta menyerukan tatanan internasional yang lebih adil dan lebih setara. Dokumen tersebut juga menguraikan visi kelompok tersebut untuk tata kelola global, pembangunan ekonomi, dan kerja sama internasional.

BRICS kali ini menegaskan pentingnya kerja sama multilateral dalam menghadapi tantangan global dan memperkuat posisi BRICS sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Beberapa poin penting dalam Deklarasi Kazan antara lain:

1. Pusat kekuasaan baru

BRICS menegaskan komitmen mereka mendukung tatanan dunia yang multipolar saat semua negara memiliki suara setara dalam urusan global.

Negara-negara BRICS menyambut baik meningkatnya pengaruh organisasi regional seperti Uni Afrika dan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). Organisasi-organisasi ini dipandang sebagai platform penting untuk mempromosikan kerja sama ekonomi, keamanan, dan pertukaran budaya di antara negara-negara anggotanya.

2. Kesetaraan 

BRICS menekankan semua negara memiliki hak untuk menempuh jalur pembangunannya sendiri, tanpa campur tangan negara lain. 

“Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap semangat BRICS yaitu saling menghormati dan memahami, kesetaraan kedaulatan, solidaritas, demokrasi, keterbukaan, inklusivitas, kolaborasi, dan konsensus,” tulis kelompok tersebut.

3. Menentang unilateral Barat

BRICS mengecam sanksi dan segala tindakan unilateral Barat karena dianggap tidak sesuai hukum internasional.

4. Penggunaan mata uang lokal

Negara-negara BRICS menyadari manfaat luas dari instrumen pembayaran lintas batas yang lebih cepat, berbiaya lebih rendah, lebih efisien, transparan, aman, dan inklusif berdasarkan minimalisasi hambatan perdagangan dan memastikan akses non-diskriminatif.

"Kami menyambut baik penggunaan mata uang lokal dalam transaksi keuangan antara negara-negara BRICS dan mitra dagang mereka,” lanjutnya.

5. Situasi Timur Tengah

Deklarasi BRICS juga menyoroti keamanan global, termasuk di Timur Tengah. Mereka menegaskan perlunya terlibat dalam upaya pencegahan konflik.

“Kami menegaskan kembali keprihatinan kami atas memburuknya situasi dan krisis kemanusiaan di Wilayah Pendudukan Palestina, khususnya peningkatan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza dan Tepi Barat sebagai akibat dari serangan militer Israel,” bunyi deklarasi tersebut.  

Kelompok tersebut juga mengatakan, operasi Israel telah menyebabkan pembunuhan massal dan cederanya warga sipil, pengungsian paksa dan kehancuran infrastruktur sipil secara luas.

6. Ukraina

Negara-negara BRICS mengadopsi kebijakan netralitas terkait konflik Rusia-Ukraina. Mereka, dalam deklarasi tersebut, sepakat untuk tidak mendukung kedua pihak.

Namun, mereka menekankan harus ada langkah positif yang sesuai dengan Tujuan dan Prinsip PBB dengan tujuan menyelesaikan konflik secara damai, melalui dialog dan diplomasi. (Angel Rinella)

Baca juga: Potensi Indonesia Dilirik untuk Perkuat BRICS

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Marcheilla A)