Ilustrasi Asian Development Bank. Foto: flickr
Jakarta: Asian Development Bank (ADB) memberikan dukungan bagi penerbitan perdana obligasi dan sukuk sosial oleh Indonesia. Obligasi tersebut diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dengan total nilai Rp700 miliar, setara USD45,4 juta.
Total dana penerbitan itu masing-masing terdiri dari penerbitan obligasi sosial senilai Rp500 miliar setara USD32,4 juta dan sukuk sosial senilai Rp200 miliar setara USD13 juta pada 22 Desember 2023. Dua instrumen tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Desember 2023.
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengatakan, ADB memberikan bantuan teknis untuk mendukung pengembangan kerangka obligasi, peningkatan kapasitas, dan kajian eksternal melalui Fasilitas Katalis Pembiayaan Hijau ASEAN (ACGF/ASEAN Catalytic Green Finance Facility) dan Prakarsa Pasar Obligasi Asia (ABMI/Asian Bond Market Initiative).
"Transaksi inovatif ini memperlihatkan komitmen ADB untuk mempromosikan
pembangunan sosial inklusif di Indonesia, sambil mendukung pengembangan pasar modal berkelanjutan," kata Jiro seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 8 Januari 2024.
"Transaksi rintisan ini akan berkontribusi bagi pertumbuhan masa depan pasar obligasi berkelanjutan Indonesia," tambah Jiro.
ACGF merupakan prakarsa dari Dana Infrastruktur ASEAN (ASEAN Infrastructure Fund) untuk mempercepat investasi pada infrastruktur hijau di Asia Tenggara. ABMI merupakan prakarsa bersama antara ASEAN, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Republik Korea untuk mengembangkan pasar obligasi mata uang lokal.
Baca juga: ADB Setujui Pinjaman Investasi USD650 Juta untuk Perbaiki Fasilitas Kesehatan Indonesia
Bangun perumahan harga terjangkau
Sementara itu, Presiden Direktur PT SMF Ananta Wiyogo menyampaikan, penerbitan obligasi dan sukuk sosial merupakan bagian dari program penerbitan yang akan memungkinkan PT SMF menggalang dana lebih dari Rp8 triliun dari penerbitan obligasi dan Rp1,5 triliun dari penerbitan sukuk di masa mendatang.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek baru dan yang sudah ada dengan hasil sosial yang positif, seperti perumahan berharga terjangkau.
Instrumen tersebut diterbitkan berdasarkan Prinsip-Prinsip Obligasi Sosial (Social Bond Principles) dari Asosiasi Pasar Modal Internasional (International Capital Market Association) dan Standar Obligasi Sosial (Social Bond Standards) dari Forum Pasar Modal ASEAN (ASEAN Capital Markets Forum).
Tonggak penanda penting itu juga merupakan penerbitan pertama obligasi dan sukuk sosial yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk obligasi dan sukuk yang berkaitan dengan keberlanjutan.
"Dana yang diperoleh dari penerbitan ini akan digunakan untuk membiayai kegiatan perumahan dan permukiman di Indonesia guna meningkatkan kepemilikan rumah dan ketersediaan proyek perumahan yang terjangkau bagi warga berpenghasilan rendah," jelas Ananta.
"Sebagai Badan Usaha Milik Negara, kami berharap transaksi rintisan kami di bawah peraturan baru akan berkontribusi besar bagi pengembangan pasar obligasi berkelanjutan di Indonesia," tutup dia.
(M ILHAM RAMADHAN)