Investor Pasar Modal Ditarget Bertambah 2 Juta Orang

Ilustrasi, investor pasar modal. Foto: dok Stockbit.

Investor Pasar Modal Ditarget Bertambah 2 Juta Orang

Insi Nantika Jelita • 13 August 2024 10:55

Jakarta: Di tengah ketidakpastian dan gejolak global, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memasang target penambahan dua juta investor pasar modal baru di tahun ini.
 
Berdasarkan data Single Investor Identification (SID), jumlah investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana dan surat berharga lainnya telah bertumbuh 1,28 juta sejak 2023 menjadi 13,45 juta investor sampai dengan 9 Agustus 2024.
 
Adapun total jumlah emiten yang tercatat di pasar modal mencapai 935 perusahaan, per Agustus 2024.
 
"Walaupun kondisi ekonomi kita atau global masih challenge, tapi kita harapkan transaksi di bursa kita tetap bisa meningkat. Target kita di akhir tahun (tambah) dua juta investor," kata Iman dalam Konferensi Pers HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, dikutip Selasa, 13 Agustus 2024.
 
Dia menjelaskan pasar saham bergerak dinamis dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa bergerak fluktuatif. Di awal tahun ini RNTH berada di kisaran Rp10 triliun, lalu per Agustus 2024 naik menjadi Rp11,8 triliun.
 
"Kinerja pasar modal kita, indeks saham, dan sebagainya sangat berpengaruh terkait tekanan global. Kalau dari domestik itu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, instrumen investasi, dan lainnya," jelas dia.
 
"Kalau bicara RNTH itu juga fluktuatif, di mana di awal tahun itu di angka rata-rata Rp10 triliunan, tapi kemarin berada di angka kurang dari Rp12 triliun transaksi per harinya," tambah Iman.
 

Baca juga: Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Capai Rp12.300 Triliun
 

IHSG terkoreksi 0,22%

 
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri terkoreksi 0,22 persen secara year-to-date pada level 7.256,996 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp12.302 triliun.
 
Saat ini, lanjut Iman, investor masih menahan diri atau wait and see menunggu pembentukan kabinet pemerintahan Prabowo Subianto terbentuk.
 
Sehingga, investor menunggu penurunan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau fed funds rate/FFR yang diperkirakan terjadi pada September mendatang.
 
"Tentu saja investor wait and see melihat komposisi kabinet di pemerintahan baru yang akan dimulai pada pertengahan Oktober nanti dan juga soal penurunan FFR," ucap Iman.
 
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menuturkan pasar modal Indonesia masih menjadi motor dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Aktivitas perhimpunan dana di pasar modal mencapai lebih dari Rp130 triliun dengan 28 emiten baru.
 
Dia menyebut masih terdapat lebih dari 100 perusahaan yang masih berada dalam pipeline penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan nilai indikatif mencapai lebih dari Rp33 triliun.
 
"Ini menunjukan minat dan peluang dari pasar modal sebagai salah satu upaya untuk penghimpunan dana dari korporasi di Indonesia makin menjadi andalan," jelas Mahendra.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)