Jepang sedang mengalami panic buying karena kekurangan stok beras. Foto: NHK.
Ade Hapsari Lestarini • 28 August 2024 18:09
Tokyo: Ancaman "gempa besar", serangkaian topan, dan hari libur nasional selama seminggu membuat sebagian warga Jepang berebut membeli beras. Pemerintah pun mengeluarkan peringatan agar masyarakat tidak panik membeli beras.
"Panen beras tumbuh dengan stabil dan petani di beberapa daerah dapat memanen sekitar satu minggu lebih awal dari biasanya. Kekurangan akan teratasi secara bertahap," kata Menteri Pertanian Jepang Tetsushi Sakamoto, dilansir Channel News Asia, Rabu, 28 Agustus 2024.
Seorang pegawai di cabang jaringan supermarket Fresco yang populer di ibu kota Jepang mengatakan pihaknya hanya dapat memperoleh setengah dari jumlah beras yang biasa pada musim panas ini. "Karung beras cepat habis terjual," ujar dia.
Rak beras di beberapa toko kosong atau stok dijatah setelah peringatan pemerintah bulan ini - yang kini telah dicabut - tentang kemungkinan "gempa besar", serta beberapa topan dan hari libur tahunan Obon.
Panen lebih rendah
Faktor lainnya termasuk panen yang lebih rendah akibat cuaca panas dan kekurangan air, serta peningkatan permintaan terkait dengan jumlah wisatawan asing yang mencapai rekor.
Di salah satu toko makanan di Tokyo, sebuah tanda berbunyi: "Agar banyak pelanggan dapat membeli, kami meminta Anda untuk membeli satu (kantong beras) sehari per keluarga."
Seorang pekerja di toko lain di Tokyo berkata: "Kami sama sekali tidak dapat membeli beras, dan tidak ada prospek untuk membeli dalam waktu dekat."
Pekerja Fresco mengatakan stok harian habis pada tengah hari. "Pelanggan mengantre sebelum toko dibuka tetapi tumpukan kantong, yang masing-masing berisi 10 kg, selalu terjual habis pada pagi hari," kata dia.
"Harap berkepala dingin dalam aktivitas pembelian Anda dengan hanya membeli beras sesuai kebutuhan," kata Sakamoto.
Beras mengakar dalam budaya Jepang
Beras sangat mengakar dalam budaya Jepang dan panennya telah membentuk lanskap negara tersebut - bahkan digunakan sebagai mata uang pada abad ke-7.
Dengan konsumsi tahunan sebesar tujuh juta ton per tahun, sejauh ini merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi di negara ini.
Permintaan telah menurun selama beberapa waktu, namun, karena populasi yang menurun dan perubahan kebiasaan makan banyak orang Jepang karena mereka memilih alternatif.
Stok nasional pada Juni adalah yang terendah sejak 1999 ketika data pembanding pertama kali dikumpulkan, tetapi para pejabat yakin stok tersebut mencukupi.
Seorang pejabat Kementerian Pertanian mengatakan musim panen baru telah dimulai dengan 40 persen hasil panen tersedia pada akhir September.