Presiden Joko Widodo. (BPMI Setpres)
Willy Haryono • 2 December 2023 19:56
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara umum dipandang sebagai presiden yang tidak terlalu menaruh perhatian khusus terhadap isu-isu luar negeri. Hal ini disebut sudah terlihat sejak dirinya mulai berkuasa di tahun 2014.
Jokowi dinilai lebih berfokus pada isu-isu domestik dan membangun kapabilitas material, termasuk dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur.
Demikian disampaikan Dr Philips J. Vermonte, Senior Fellow from Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dalam forum Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2023 di Jakarta, Sabtu, 2 Desember 2023.
"Tanpa kapabilitas material, menurut pemikiran Jokowi, Indonesia tidak akan bisa mengejar politik luar negeri karena (posisi Indonesia) tidak akan ada bobotnya," ucap Philips.
Selain itu, dinamika situasi nasional dan internasional turut berpengaruh kepada kebijakan Jokowi. Philips mengatakan ada dua peristiwa yang membuat Jokowi semakin menekankan pentingnya menangani isu domestik, yaitu meningkatnya konservatisme di tahun 2015-2016 dan kemunculan Covid-19 sejak awal 2020.
Pandemi Covid-19, kata Philips, telah memaksa semua negara di dunia termasuk Indonesia untuk lebih memikirkan masalah nasional ketimbang internasional.
Philips menuturkan, Jokowi mungkin sempat memiliki visi bahwa Indonesia akan menjadi negara yang sangat berkembang di akhir periode kepemimpinannya. Mungkin juga Jokowi kala itu masih menyeimbangkan mengenai perhatiannya atas isu domestik dan internasional.
"Namun karena kemunculan pandemi Covid-19 selama lebih kurang tiga tahun, hal tersebut memaksa Jokowi untuk menjadi lebih melihat ke dalam," sebut Philips.