Kenaikan Suku Bunga The Fed Jadi Pemicu Harga Emas Tembus USD2.000

Ilustrasi. Foto: Freepik

Kenaikan Suku Bunga The Fed Jadi Pemicu Harga Emas Tembus USD2.000

Ade Hapsari Lestarini • 27 November 2023 12:09

Jakarta: Harga emas berhasil mencatat lonjakan signifikan, melampaui level USD2.000 per troy ons pada perdagangan Jumat, 24 November 2023. Pada penutupan perdagangan Jumat, harga emas di pasar spot menguat sebanyak 0,51 persen, mencapai posisi USD2.001,97 per troy ons.

Pukul 06.00 WIB Senin, 27 November 2023, harga emas terus bergerak naik, menunjukkan kenaikan sebesar 0,02 persen di posisi USD2.002,27 per troy ons.

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, faktor yang mendasari lonjakan ini adalah melemahnya dolar AS. Kenaikan ini dipicu oleh spekulasi jeda bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

"Kenaikan harga emas terkait erat dengan spekulasi The Fed telah menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga. Dalam perdagangan Jumat, indeks dolar (DXY) mengalami penurunan ke posisi 103,44, menandai penurunan mingguan kedua," kata dia, dalam hasil risetnya, Senin, 27 November 2023.

Para analis memperkirakan The Fed berpotensi menurunkan suku bunga pada Mei tahun depan, memicu ekspektasi kenaikan harga emas di atas USD2.000.

Dalam prediksinya ia mengatakan, penguatan terhadap emas (XAUUSD) memiliki kecenderungan untuk tetap tinggi. Sebab, tren ini masih berada dalam pola kenaikan.

"Berdasarkan tren juga masih mendukung untuk kenaikan, dan belum ada tanda-tanda pembalikan yang cukup besar, mungkin hanya dalam jangka pendek bukan dalam garis besar," tambah Fischer.


Baca juga: Harga Emas Antam Stagnan
 

The Fed ambil sikap dovish


Para analis menyatakan, lemahnya data ekonomi minggu ini membuat The Fed lebih cenderung mengambil sikap dovish, mendukung potensi kenaikan harga emas pada 2024. Streible menekankan indeks dolar yang melemah memainkan peran kunci dalam dinamika ini.

Commerzbank memproyeksikan penurunan suku bunga pertama pada pertengahan tahun depan, memberikan dorongan tambahan bagi harga emas untuk terus naik di atas USD2.000.

Meskipun para pedagang memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga pada Desember 2023, peluang penurunan suku bunga sebesar 64 persen pada Mei 2024, menurut FedWatch Tool dari CME, memberikan sinyal positif bagi pasar emas.

Fischer mengingatkan pergerakan harga emas akan terus dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed. Meskipun tidak ada prediksi perubahan signifikan dalam jangka pendek, kepastian bahwa bank sentral AS bersedia menurunkan suku bunga dapat menjadi pendorong kenaikan harga emas.

"Harga emas memiliki keterkaitan yang kuat dengan perubahan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga dapat memperkuat Dolar AS dan imbal hasil US Treasury, menurunkan daya beli emas. Di sisi lain, suku bunga yang lebih rendah dapat melemahkan dolar AS, meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi. Emas, tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik saat imbal hasil US Treasury rendah," jelas dia.

Dengan demikian, pelaku pasar perlu memantau perkembangan The Fed dan indikator ekonomi untuk memahami dinamika yang memengaruhi harga emas. Perubahan dalam kebijakan suku bunga dapat membawa dampak signifikan pada pasar emas, menciptakan peluang dan risiko bagi para investor.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)