Orang Kaya Tiongkok Kurangi Pembelian Brand Mewah

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Orang Kaya Tiongkok Kurangi Pembelian Brand Mewah

Arif Wicaksono • 19 June 2024 12:30

Beijing: Orang-orang terkaya di Tiongkok menghindari memamerkan kekayaan dan lebih memilih fesyen yang lebih sederhana. Sebuah laporan oleh konsultan Bain memperkirakan pasar barang mewah global tumbuh dalam level terlemah sejak puncak pandemi.
 

baca juga: 

Pembuat Kendaran Listrik Tiongkok Bisa Pindah ke India


Penjualan global barang-barang pribadi kelas atas, mencakup pakaian, aksesoris, dan produk kecantikan pada tahun ini akan berada pada kisaran rata-rata hingga empat persen lebih tinggi dari tahun ke tahun, dengan tingkat yang konstan. Ini akan menjadi pertumbuhan penjualan terlemah sejak 2020 ketika penjualan anjlok akibat pandemi covid-19.

Perlambatan ini paling parah terjadi di Tiongkok karena ketidakpastian ekonomi membebani konsumen kelas menengah dan membuat mereka yang masih mampu membeli barang mewah berhati-hati.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, di Tiongkok kita mengalami apa yang disebut sebagai kemewahan yang memalukan," kata Mitra Bain, Federica Levato, dilansir Business Times, Rabu, 19 Juni 2024.

Di tengah pengangguran, krisis sosial dan ekonomi, orang-orang Tiongkok yang lebih kaya, yang kembali melakukan perjalanan, telah mengalihkan pengeluaran mereka ke luar Tiongkok Daratan.

"Setelah pertumbuhan selama dua setengah tahun, terjadi kelelahan pada barang-barang mewah pribadi," tegas dia.

Beiersdorf dari Jerman mengatakan mereka harus menghadapi penurunan tajam pasar perawatan kulit mewah di Tiongkok tahun ini, meskipun krim La Prairie, yang harganya beberapa ratus dolar AS per botol, telah memperoleh pangsa pasar.

Laporan Bain akan memperkuat kekhawatiran di kalangan investor, permintaan barang mewah di Tiongkok tidak kembali pulih, kekhawatiran yang telah menjatuhkan saham LVMH dan pemilik Gucci, Kering, selama setahun terakhir.

Harga lebih baik

Hal ini juga akan memacu ekspektasi bahwa merek-merek mewah di pasar kelas atas, seperti pembuat tas Birkin, Hermes, yang menjual tas dengan harga lebih dari USD10 ribu, akan memiliki harga yang lebih baik di pasar saat ini.

Alih-alih berbondong-bondong ke mal, pembeli malah membuat janji pribadi dan memilih pakaian yang lebih sederhana dan tidak mencolok.

Sementara itu, tanda-tanda pemulihan ekonomi telah muncul di Amerika Serikat (AS), dengan pertumbuhan dipimpin oleh konsumen yang lebih kaya, sementara konsumen yang lebih muda dan kurang kaya terus menunda pembelian. Di Eropa dan Jepang, kembalinya pengunjung asing telah meningkatkan penjualan barang mewah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)