Kerumunan orang berada di dekat truk bantuan yang hendak masuk ke Jalur Gaza. (EPA)
Willy Haryono • 31 March 2024 11:43
Gaza: Kelompok Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa lima orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat tertembak dan terinjak-injak saat pengiriman bantuan kemanusiaan pada Sabtu kemarin di Jalur Gaza bagian utara, lokasi di mana kelaparan mengancam masyarakat.
Mengutip dari laman Dawn pada Minggu, 31 Maret 2024, Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa tiga dari lima korban meregang nyawa akibat tembakan senjata api.
Rekaman video menunjukkan konvoi truk bergerak melewati puing-puing terbakar di dekat titik distribusi dalam kegelapan menjelang fajar, ketika orang-orang berteriak dan suara tembakan bergema – beberapa di antaranya merupakan tembakan peringatan, kata para saksi mata.
Saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pasukan Israel di daerah tersebut melepaskan tembakan dan beberapa truk yang bergerak menabrak orang-orang yang mencoba mendapatkan makanan.
Namun, militer Israel mengklaim "tidak memiliki catatan tentang insiden yang dimaksud."
Bulan Sabit Merah mengatakan insiden terjadi setelah ribuan orang berkumpul untuk menyambut kedatangan sekitar 15 truk tepung dan bahan makanan lainnya, yang seharusnya dibagikan di area bundaran Kuwait di Kota Gaza, di utara wilayah terkepung tersebut.
Bundaran tersebut telah menjadi tempat terjadinya beberapa insiden distribusi bantuan yang kacau dan mematikan, termasuk insiden pada 23 Maret di mana pemerintah mengatakan 21 orang tewas akibat tembakan Israel – sebuah tuduhan yang dibantah Tel Aviv.
Sebuah laporan yang didukung PBB memperingatkan pada 19 Maret bahwa separuh warga Gaza mengalami kelaparan "parah." Kelaparan juga diperkirakan melanda bagian utara Gaza kecuali ada intervensi mendesak.
Laporan tersebut memperkirakan bahwa 1,1 juta orang – setengah dari populasi Gaza – menghadapi kondisi bencana.
Situasi ini sangat mengerikan di bagian utara Gaza, di mana PBB mengatakan terdapat sekitar 300.000 orang – dan di mana laporan tersebut mengatakan bahwa kelaparan "akan segera terjadi kapan saja antara pertengahan Maret dan Mei."
Badan Kementerian Pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina (COGAT) menuduh penilaian yang didukung PBB mengandung ketidakakuratan dan sumber meragukan.
Baca juga: Tinggalkan Siprus, Kapal Kedua dengan 332 Ton Makanan Berlayar ke Gaza