Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pertemuan. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 21 September 2024 11:59
New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengadakan sesi darurat di tengah serangan Israel terhadap Lebanon.
"Risiko meluasnya siklus kekerasan ini sangat serius dan menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas Lebanon, Israel, dan seluruh kawasan," kata pejabat di PBB, seperti dikutip Anadolu, Sabtu 21 September 2024.
Sesi darurat ini dilakukan pada Jumat tentang ledakan mematikan pager dan perangkat radio di Lebanon.
Kepala Urusan Politik PBB Rosemary DiCarlo menyebut baku tembak antara Hizbullah dan tentara Israel sebagai "pelanggaran terhadap penghentian permusuhan dan pelanggaran resolusi 1701."
"Risiko meluasnya siklus kekerasan ini sangat serius dan menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas Lebanon, Israel, dan seluruh kawasan," kata DiCarlo pada sesi tersebut, yang diminta oleh Aljazair.
DiCarlo mencatat bahwa "perang yang menghancurkan di Gaza terus berlanjut," menggemakan permintaan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk gencatan senjata segera dan pembebasan sandera di Gaza.
"Risiko terhadap keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Lebanon tetapi juga di kawasan itu, tidak bisa lebih jelas atau lebih serius lagi," kata DiCarlo, mendesak negara-negara anggota "yang memiliki pengaruh terhadap pihak-pihak terkait untuk memanfaatkannya sekarang."
Dengan mencatat bahwa "belum terlambat untuk menghindari" "kehancuran dan penderitaan”. Lebih lanjut, DiCarlo mendesak diplomasi untuk digunakan tanpa penundaan.
Utusan Aljazair Amar Bendjama menyampaikan "solidaritas penuh" negaranya dengan Lebanon dan menekankan bahwa "tindakan agresi ini merupakan kejahatan perang."
Bendjama menekankan bahwa "mengubah perangkat sipil menjadi bom mengancam keselamatan semua orang dan menimbulkan ancaman yang signifikan."
Mengutip ancaman pejabat Israel "untuk melancarkan perang skala besar di Lebanon," Bendjama mengatakan pernyataan para pejabat dan serangan udara yang dilakukan pada hari Jumat terhadap Beirut adalah "bukti bahwa kekuatan pendudukan Israel sama sekali tidak tertarik pada perdamaian."
Ia mendesak Dewan untuk menegakkan resolusi 1701 -- yang bertujuan untuk menghentikan permusuhan dan menstabilkan kawasan -- dan menuntut agar agresi Israel "harus dihentikan" dan Tel Aviv "harus menarik diri dari semua wilayah Lebanon yang diduduki."
Wakil utusan AS Robert Wood menegaskan kembali bahwa Washington "tidak memainkan peran apa pun" dalam ledakan perangkat komunikasi yang mematikan itu.
"Dewan Keamanan tidak dapat mengabaikan asal-usul konflik khusus antara Israel dan Hizbullah ini," imbuh Wood, yang tampaknya menyalahkan Hamas atas pecahnya konflik saat ini.