Menlu: Kerja Sama Multiagama Jadi Fondasi Penyelesaian Konflik Dunia

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pembukaan Konferensi Internasional Literasi Lintas Agama dan Budaya (ICCCRL) di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)

Menlu: Kerja Sama Multiagama Jadi Fondasi Penyelesaian Konflik Dunia

Marcheilla Ariesta • 10 July 2024 11:40

Jakarta: Perang semakin meluas ke berbagai belahan dunia. Manusia dan kemanusiaan harus ditempatkan menjadi prioritas utama dalam kehidupan saat ini.

Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pembukaan Konferensi Internasional Literasi Lintas Agama dan Budaya (ICCCRL) di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024.

Menlu Retno menyinggung perang yang terjadi di Ukraina dan tanah Palestina saat ini, di mana korban jiwa sipil terus berjatuhan. Ia menegaskan kembali jika perang tersebut tidak berkaitan dengan agama.

"Konflik-konflik ini tidak secara inheren bersifat keagamaan, namun unsur-unsur keagamaan sering kali menghadirkan ketegangan yang semakin meningkat," ucap Menlu Retno.

Menurutnya, penyelesaian konflik memerlukan dialog antar pihak terkait, walau pada praktiknya memang tidak mudah. Tanggung jawab, katanya, harus diemban oleh para pemimpin politik dan seluruh elemen masyarakat, khususnya para pemimpin agama.

"Kita harus selalu memupuk kebebasan beragama, dan itu harus dijamin secara hukum. Keberagaman harus kita hargai dan jangan sampai perbedaan agama justru menimbulkan ketegangan," sambungnya.

Karenanya, kata Retno, Indonesia secara aktif bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memperkuat toleransi.

Retno menjelaskan, Indonesia baru saja menerima Grand Syeikh Al Azhar kemarin. Dan pada September mendatang, Indonesia akan mendapat kunjungan dari Paus Fransiskus.

"Dialog antaragama adalah bagian penting dalam diplomasi Indonesia," jelas Retno.

Ia mengungkapkan ada 34 dialog antaragama dengan negara-negara mitra Indonesia. Dialog ini dilakukan sebagai bentuk kolaborasi dalam mempromosikan literasi lintas budaya dan agama.

Konferensi ini merupakan yang kedua kalinya digelar, setelah pelaksanaan serupa pada November 2023 lalu. Tema yang diangkat dalam konferensi ini adalah 'Multi-faith Collaborations in an Inclusive Society,' fokusnya kepada pemahaman semakin dibutuhkannya kolaborasi multiagama dan belajar saling bekerja sama antar kepercayaan.

Konferensi ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri RI dengan Institut Leimena. Diharapkan kegiatan ini dapat memperkokoh modalitas Indonesia akan nilai tolerasi, moderasi agama dan penghargaan terhadap kemajemukan.

Baca juga:  Wamenlu RI Serukan Toleransi dan Solidaritas Guna Atasi Tantangan Global

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)