Asap hitam di atas Beirut, Lebanon yang diserang Israel. Foto: EFE-EPA
Medcom • 11 October 2024 15:37
Beirut: Seorang pejabat senior Hizbullah, Wafiq Safa, lolos dari upaya pembunuhan yang dilakukan oleh Israel dalam serangan udara di pusat kota Beirut, Lebanon Kamis lalu. Serangan tersebut menewaskan 22 orang dan melukai puluhan lainnya.
Serangan udara ini merupakan bagian dari gelombang serangan yang dilakukan oleh Israel di tengah meningkatnya konflik dengan Hizbullah yang didukung oleh Iran. Dua bangunan di lingkungan berbeda di Beirut dihancurkan, menyebabkan 22 orang tewas dan 117 lainnya terluka, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon.
“Wafiq Safa, kepala unit penghubung dan koordinasi Hizbullah, menjadi sasaran serangan, namun berhasil selamat. Safa tidak berada di lokasi saat serangan terjadi,” laporan televisi Al Manar milik Hizbullah, seperti dikutip India Today, Jumat 11 Oktober 2024.
Serangan tersebut menandakan pergeseran fokus Israel terhadap pejabat Hizbullah, tak hanya menargetkan komandan militer, tetapi juga tokoh-tokoh yang menangani urusan keamanan dan politik kelompok tersebut.
Selain menargetkan Hizbullah, serangan udara Israel juga mengancam pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, melukai dua personel. Serangan ini mendapat kecaman internasional dan memicu protes dari Italia, yang memanggil duta besar Israel.
Ametika Serikat (AS), meskipun mendukung hak Israel untuk membela diri, mendesak agar Israel mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil dalam operasinya. Pihak PBB juga menyatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian akan tetap berada di Lebanon meskipun ada serangan tersebut.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah serta konflik di Gaza semakin meningkat, dengan serangan Israel juga menargetkan sebuah sekolah di Gaza yang menewaskan sedikitnya 28 orang.
"Kita harus mencapai gencatan senjata. Kita harus meredakan ketegangan," kata Kamala Harris.
Wakil Presiden AS Kamala Harris menyerukan de-eskalasi dan gencatan senjata di tengah konflik yang semakin memanas di Timur Tengah. (Angel Rinella)