Israel dan Hamas Diminta Rampungkan Kesepakatan dalam Proposal Biden

Kehancuran akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. (EPA)

Israel dan Hamas Diminta Rampungkan Kesepakatan dalam Proposal Biden

Willy Haryono • 2 June 2024 11:23

Washington: Para mediator perang di Jalur Gaza meminta Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas untuk menyepakati kesepakatan dalam proposal yang telah diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Dalam pernyataan bersama, Qatar, AS dan Mesir mengatakan bahwa "sebagai mediator dalam diskusi yang sedang berlangsung untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera dan tahanan," mereka "menyerukan Hamas dan Israel untuk merampungkan perjanjian yang mewujudkan prinsip-prinsip yang digariskan" oleh Biden pada Jumat lalu.

Mengutip dari voanews, Minggu, 2 Juni 2024, Biden mengatakan kesepakatan damai akan melibatkan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan sebagian militer Israel, dan pembebasan beberapa sandera, sementara "pengakhiran permanen permusuhan" akan dinegosiasikan melalui mediator.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali posisinya pada Sabtu kemarin, dengan mengatakan bahwa syarat-syarat Israel untuk mengakhiri perang tidak berubah: "penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, pembebasan semua sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel."

Dua anggota sayap kanan kabinetnya, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan menjatuhkan pemerintahan Netanyahu jika ia menyetujui proposal Biden.

Pemimpin oposisi Yair Lapid mendesak Netanyahu untuk menerima kesepakatan itu dan menawarkan untuk mendukung perdana menteri jika Ben Gvir dan Smotrich melarikan diri.

"Saya ingatkan Netanyahu bahwa ia memiliki jaring pengaman untuk kesepakatan penyanderaan," kata Lapid di media sosial X. Partai Yesh Atid yang dipimpin Lapid menguasai 24 kursi di kabinet Netanyahu.

Baca juga:  Proposal Biden Picu Gejolak di Israel, Dua Menteri Mengancam Mundur

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)