Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr di Manila, 3 Juni 2024. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 3 June 2024 19:53
Manila: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan perjalanan mendadak ke Filipina pada Senin, 3 Juni 2024, untuk meminta para pemimpin regional agar bersedia menghadiri KTT Perdamaian Global yang akan diselenggarakan di Swiss pada pertengahan bulan ini. Pertemuan akan membahas berbagai hal seputar perang Rusia-Ukraina.
Tiba tanpa pemberitahuan dan dengan pengamanan ketat di Manila, Zelensky disambut karpet merah di istana presiden untuk kemudian bertemu dengan mitranya dari Filipina, Presiden Ferdinand Marcos Jr.
Zelensky berterima kasih kepada Marcos karena setuju menghadiri KTT Perdamaian Global, yang akan berlangsung di Swiss pada 15-16 Juni mendatang.
"Saya senang mendengar hari ini dari Anda bahwa Anda akan berpartisipasi dalam langkah-langkah perdamaian kami," kata Zelensky kepada Marcos, melansir dari Euronews.
"Ini sinyal yang sangat kuat," sambungnya. Belum diketahui pasti apakah Marcos akan hadir langsung atau mengirim perwakilan.
Menjelang kedatangannya di Filipina, Zelensky menuduh Rusia telah menggunakan pengaruh Tiongkok di kawasan untuk membantu mengganggu KTT Perdamaian Global dengan menekan negara-negara lain dan para pemimpinnya agar tidak hadir dalam pertemuan.
"Rusia, menggunakan pengaruh Tiongkok di kawasan dan juga menggunakan diplomat Tiongkok, melakukan segala hal untuk mengganggu pertemuan puncak perdamaian," kata Zelensky, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Sangat disayangkan, sangat disayangkan, bahwa negara besar yang independen dan kuat seperti Tiongkok menjadi instrumen di tangan (Presiden Rusia Vladimir) Putin," sambungnya, sebelum mengunjungi Filipina.
Berbicara di forum pertahanan Shangri-La Dialogue di Singapura, Zelensky mengatakan bahwa tindakan Tiongkok dapat disebut sebagai langkah "mendukung perang."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning memberi isyarat pada Jumat lalu bahwa kecil kemungkinan Beijing akan menghadiri pertemuan puncak.
Zelensky mengatakan Ukraina memiliki usulan untuk diajukan di pertemuan puncak sebagai dasar perdamaian, yang akan membahas keamanan nuklir, keamanan pangan, pembebasan tawanan perang, dan pemulangan anak-anak Ukraina yang telah diculik Rusia selama perang.
Sebelumnya, Zelensky mengatakan bahwa ketidakhadiran para pemimpin di pertemuan puncak tersebut — termasuk Presiden AS Joe Biden — akan menjadi "tepuk tangan meriah" bagi Putin.
Kunjungan Zelensky ke Asia adalah kali kedua sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Komentarnya terhadap China menunjukkan bahwa Kyiv mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap Beijing, yang sebelumnya berusaha membujuk Rusia untuk mengakhiri perangnya di Ukraina.
Selama kunjungannya ke Filipina, Zelensky juga mengatakan Ukraina akan membuka kedutaan besar di Manila, sebuah keputusan yang disambut baik Marcos Jr.
Baca juga: Zelensky Tuduh Tiongkok Tekan Negara Lain untuk Tak Hadiri Konferensi Perdamaian Ukraina