Ilustrasi batu bara. Foto: Unsplash.
Jakarta: Riset memaparkan perusahaan-perusahaan batu bara di Indonesia mengabaikan emisi metana sehingga mengaburkan dampak lingkungan penuh dari operasi perusahaan. Metana, yang bertanggung jawab atas sekitar sepertiga pemanasan dari gas rumah kaca, merupakan fokus utama bagi negara-negara yang ingin memangkas emisi untuk memperlambat perubahan iklim global.
Lembaga pemikir energi yang berbasis di London, Ember, menganalisis profil emisi dari 10 perusahaan pertambangan batu bara besar di Indonesia, yang secara kolektif bertanggung jawab atas setengah dari produksi batu bara di Indonesia.
Dalam riset ditemukan hanya empat dari 10 perusahaan yang memasukkan emisi metana tambang batu bara (CMM) dalam inventarisasi emisi mereka, yang menunjukkan dampak lingkungan dari penambangan batu bara di negara tersebut tidak diperhitungkan secara menyeluruh.
"Gagal memahami atau melaporkan emisi ini dengan tepat merusak pelaporan keberlanjutan perusahaan secara keseluruhan. Hal itu juga mengabaikan peluang signifikan yang berpotensi hilang untuk pengurangan emisi," kata laporan tersebut, dilansir Business Times, Senin, 29 Juli 2024.
Emisi CMM perusahaan-perusahaan tersebut dapat melebihi delapan juta ton setara CO2, lebih dari sepertiga dari total emisi potensial perusahaan-perusahaan tersebut.
Menurut laporan tersebut, emisi CMM dari sebagian besar perusahaan batu bara besar Indonesia mungkin setara atau lebih besar dari total emisi mereka dari pembakaran bahan bakar fosil dan listrik yang dibeli.
CMM, yang dikategorikan sebagai emisi buron atau pelepasan yang tidak disengaja, mengacu pada metana yang dilepaskan saat batu bara diekstraksi atau lapisan tanah atas dihilangkan.
Efek pemanasan lebih besar dari karbon dioksida
Metana hanya berada di atmosfer selama sekitar satu dekade, tetapi memiliki efek pemanasan 28 kali lebih besar daripada karbon dioksida dalam skala waktu 100 tahun. Dalam skala waktu 20 tahun, ia memiliki dampak pemanasan sekitar 80 kali lebih besar daripada CO2.
Analis mendesak perusahaan-perusahaan batu bara Indonesia untuk mulai menanggapi dampak emisi metana secara serius guna memenuhi standar keberlanjutan.
"Pengukuran dan pelaporan emisi metana akan menjadi hal yang krusial dalam upaya dekarbonisasi pertambangan batu bara dan memastikan kepatuhan terhadap standar nasional dan internasional,” kata Analis Ember Dody Setiawan.
Indonesia terlibat dalam Global Methane Pledge yang bersifat sukarela dan menyatakan telah berkomitmen untuk mengambil tindakan domestik yang komprehensif untuk mencapai pengurangan emisi metana global pada 2030.