Simpastisan Hizbullah di Lebanon. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 1 August 2024 09:34
Beirut: Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi mengancam pada untuk menyerbu Lebanon dan melakukan pembunuhan lebih lanjut di Beirut. Ini diutarakan setelah serangan udara Israel yang menewaskan komandan Hizbullah, Fuad Shukr.
Halevi melontarkan ancaman tersebut selama latihan militer yang dilakukan oleh tentara Israel di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.
“Kemarin sore, kami berkesempatan untuk melenyapkan Shukr; tokoh militer paling senior di Hizbullah, dan dia juga orang yang sangat dekat dengan (Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan) Nasrallah. Dia pada dasarnya mengatur semua urusan militer untuknya,” Halevi berbicara kepada para prajurit, seperti dikutip Anadolu, Kamis 1 Agustus 2024.
Dia menunjukkan bahwa “maksud tentara dengan Hizbullah bukanlah untuk kembali ke 8 Oktober.”
“Shukr tidak akan berada di sana, tetapi kami juga tidak akan membiarkan situasi kembali seperti saat (Hizbullah) hadir di perbatasan, 200 meter dari Metula, atau dari Shtula, atau dari Rosh HaNikra di Israel utara,” tambah Halevi.
Halevi mengancam bahwa tentara Israel “tahu cara beroperasi dan mencapai jendela tertentu di lingkungan sekitar di Beirut, mereka juga tahu cara menargetkan titik tertentu di bawah tanah, dan kami juga tahu cara beroperasi di dalam tanah dengan sangat kuat.”
Ucapan Halevi ini yang menunjukkan bahwa pembunuhan lebih lanjut di ibu kota Lebanon mungkin akan segera terjadi.
Tel Aviv menyalahkan Shukr atas serangan rudal Sabtu yang menewaskan 12 orang di kota Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel meskipun Hizbullah telah membantah bertanggung jawab.
Setidaknya lima orang, termasuk dua anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Kekhawatiran telah berkembang akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan selama berbulan-bulan.
Eskalasi terjadi dengan latar belakang serangan gencar Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.400 orang sejak Oktober lalu, menyusul serangan oleh kelompok Palestina, Hamas.