Banyak Legislator Muda, Pengamat: Pemilih Jengah dengan Politikus Senior

Direktur Eksekutif Aljabar Arifki Chaniago (kiri). Medcom.id/Siti Yona

Banyak Legislator Muda, Pengamat: Pemilih Jengah dengan Politikus Senior

Siti Yona Hukmana • 6 October 2024 17:30

Jakarta: Direktur Eksekutif Aljabar Arifki Chaniago mengomentari terkait banyaknya legislator muda tahun ini. Menurut dia, para legislator muda itu dipilih oleh pemilih kaum milenial.

Arifki memandang banyak faktor yang membuat pemilih muda memilih calon legislatif junior. Salah satunya, karena sudah jengah dengan legislator senior.

"Karena kan pertumbuhan demografi pemilih kan sudah mulai meningkat di kalangan milenial maupun gen Z. Artinya, mungkin itu alasan yang memang apakah kejengahan anak muda dengan politikus senior, dan itu muncul anak muda meskipun tanpa dosa mungkin itu ada harapan baru ke mereka, gitu," kata Arifki dalam program Crosscheck Medcom.id, Minggu, 6 Oktober 2024.

Arifki menyebut kebosanan itu membuat pemilih beralih ke calon legislatif muda yang tanpa dosa. Meski belum mengetahui harapan kedepannya setelah terpilih.

Di samping itu, para legislator muda itu dinilai dipilih karena vocal terhadap aspirasi masyarakat di tengah publik seperti di media sosial. Kemudian, janji yang disampaikan dekat dengan sasaran.

"Persepsi itu muncul di kalangan publik. Apalagi untuk 2024 ini," ucapnya.
 

Baca juga: 

Legislator Muda Minta Tak Dipandang Sebelah Mata



Sementara itu, Legislator Muda Raden Gusti Arief Yulifard tidak sepakat dengan indikator pemilih karena vocal tidaknya seseorang calon legislatif. Sebab, kata dia, vocal itu bisa dipersepsikan juga terhadap orang yang "banci tampil".

"Mereka dengan segala cara untuk mungkin dilihat, makanya dia vokal. Tapi kan di balik itu mungkin ada kebijakan-kebijakan, lahir karena seseorang juga yang dengan keilmuannya atau passionnya dia di bidang itu. Jadi, nggak melulu tentang vokal sebetulnya kalau kita bicara parlemen," ujar Gusti.

Sebab, kata dia, parlemen bicara mengenai kebijakan. Bagaimana agar aspirasi warga tersampaikan dengan undang-undang yang dilahirkan anggota dewan.

Arifki kembali menimpali anggota DPRD DKI Jakarta fraksi Partai NasDem itu bahwa vocal yang ia maksud adalah berbicara tentang aspirasi yang hendak diperjuangkan. Baik itu untuk kepentingan daerah pemilihan (dapil) dan lainnya. Terpenting, kata dia, berbicara terlebih dahulu di ruang publik.

"Kan paling tidak ada harapan dulu yang disampaikan. Apakah nanti dia akan langsung eksekusi kan soal lain. Pemilih yang melihatnya, maka bagi saya itu penting itu. Karena memang kebanyakan anggota DPR itu ya publik kan melihat juga bahwa mereka itu bicara tentang dapil dia," jelas Arifki.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)