Tiga Cawapres Dinilai Belum Singgung Esensi Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Debat putaran kedua antara para cawapres Pilpres 2024 dinilai belum menyinggung soal ketersediaan lapangan pekerjaan baru secara konkret (Foto:Dok)

Tiga Cawapres Dinilai Belum Singgung Esensi Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Rosa Anggreati • 29 December 2023 10:00

Jakarta: Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati menilai debat putaran kedua antara para calon wakil presiden (cawapres) Pilpres 2024 yang diselenggarakan pada Jumat, 22 Desember 2023, di Jakarta Convention Center (JCC), belum menyinggung soal ketersediaan lapangan pekerjaan baru secara konkret.

 “Sayang sekali bagian soal lapangan pekerjaan itu tertinggal. Ada sedikit disentuh, menciptakan lapangan kerja kalau ada investasi, kira-kira begitu. Tetapi itu kan tidak otomatis terjadi. Itu tidak dibahas secara spesifik. Apakah investasi langsung menciptakan lapangan kerja, atau berhenti dulu di level korporasi,” kata Nina.

Dalam pandangan Nina, ketiga cawapres terlihat berupaya memaparkan visi dan misi yang diembannya, namun ada yang mampu memberikan penjelasan detail dan ada yang masih sangat umum.  

“Ketiga cawapres tampak sekali berusaha menunjukkan apa yang ada di visi dan misi secara ringkas. Ada yang sangat detail, ada yang sangat umum. Mungkin karena latar belakang ilmunya berbeda. Kalau saya lihat yang sarjarna hukum, berarti bahasa hukum. Kalau politik, bahasa politik ekonomi yang keluar. Kalau yang ekonomi, dia bisa bahasa teknis karena dia pengusaha,” ucap Nina.

Lebih lanjut Nina menyoroti perihal pembahasan penyediaan lapangan kerja. Topik ini sangat ditunggu terutama oleh mahasiswa dan mereka yang belum berhasil mendapatkan pekerjaan.

“Sayang sekali bagian soal lapangan pekerjaan itu tertinggal. Ada sedikit disentuh, menciptakan lapangan kerja kalau ada investasi, kira-kira begitu. Tetapi itu kan, tidak otomatis terjadi. Itu tidak dibahas secara spesifik. Apakah investasi langsung menciptakan lapangan kerja, atau berhenti dulu di level korporasi,” kata Nina.

Para cawapres hanya menyentuh level kulit, belum sampai bicara subtansi perihal penyediaan lapangan pekerjaan baru.

“Kita belum lihat area spesifiknya. Yang kita lihat hanya di permukaan soal adil makmur, akan berinvestasi misalnya di IKN atau infrastruktur, tapi belum ke manusia yang sifatnya lapangan kerja. Yang dibahas baru investasi dengan ekornya, tidak efisien. Artinya, lebih banyak uang dibutuhkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Tapi pertumbuhan inklusif, menghasilkan lapangan kerja, itu belum tampak,” ucapnya.

Seperti diketahui, pada debat cawapres delapan bidang diangkat menjadi topik, yaitu ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan. Dari delapan bidang tersebut, topik ekonomi kerakyatan dengan tawaran riil penyediaan lapangan pekerjaan paling dinantikan.

Pasangan Anies-Muhaimin menargetkan penciptaan minimal 15 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk pekerjaan hijau (green jobs) pada 2025-2029, jika terpilih memimpin Indonesia.

Kemudian, pasangan Prabowo-Gibran Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjanjikan 19 juta lapangan pekerjaan jika terpilih menjadi pemenang Pilpres 2024.

Sementara pasangan Ganjar-Mahfud menargetkan 17 juta lapangan kerja baru. Sayangnya, pasangan ini tidak memberikan penjelasn terperinci.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)