Kondisi kehancuran akibat serangan Israel di Jalur Gaza. (AP)
Willy Haryono • 18 December 2023 20:36
Gaza: Serangan Israel di Jalur Gaza menelan 100 korban jiwa dalam kurun waktu 24 jam atau sehari penuh hingga Senin, 18 Desember 2023. Data diambil dari Otoritas Palestina di Gaza, wilayah yang terkepung pasukan Israel.
Aksi militer Israel terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata dengan kelompok pejuang Palestina Hamas, dan juga seruan dari dalam negeri untuk melanjutkan perundingan guna membebaskan sandera yang masih tersisa.
Melansir dari Novinite, Senin, 18 Desember 2023, Lebih dari 90 orang tewas akibat pemboman Israel di kamp Jabalia di utara, dan 12 lainnya tewas dalam serangan di pusat kota Deir al-Balah, dengan pertempuran masih berlangsung di beberapa wilayah Gaza. Informasi didapat dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas.
Sebelumnya, tentara Israel mengumumkan mengaku telah menemukan terowongan terbesar Hamas sejauh ini. Fasilitas tersebut dekat dengan perbatasan Erez dan cukup besar untuk digunakan kendaraan kecil, lapor media AFP.
Menurut Israel, terowongan Hamas menelan biaya jutaan dolar dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangunnya. Terowongan ini meliputi rel, listrik, drainase, dan jaringan komunikasi.
Setelah perbatasan Kerem Shalom antara Israel dan Jalur Gaza dibuka untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang, banyak orang menjarah paket bantuan dari truk saat mereka bergerak.
Badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa perkiraan jumlah bantuan yang masuk sebanyak dua kali lipat – 100 truk per hari – masih jauh dari apa yang dibutuhkan untuk meringankan krisis kemanusiaan yang parah.
Israel dan Hamas dikabarkan siap untuk melakukan gencatan senjata terbaru dan pembebasan lebih banyak sandera. Namun, terdapat perbedaan pendapat antara kedua pihak mengenai bagaimana tepatnya melakukan hal tersebut, kata dua perwakilan pasukan keamanan Mesir.
Hamas ingin menentukan sendiri sandera mana yang akan dibebaskan, dan angkatan bersenjata Israel harus mundur ke belakang garis tertentu. Menurut sumber Mesir, Israel menolak mundur dan ingin melihat daftar orang yang akan dibebaskan terlebih dahulu sebelum memutuskan berapa lama gencatan senjata harus disetujui.
Sebelumnya, Hamas mengumumkan tidak akan melepaskan sandera lagi jika tidak ada gencatan senjata.
Baca juga: Netanyahu: Israel Semakin Berkomitmen Perangi Hamas usai Kematian 3 Sandera