Menyimpang dari Usulan AS, Hamas Tolak Syarat Gencatan Baru dari Israel

Hamas tolak syarat baru Israel untuk gencatan senjata. (EPA Images)

Menyimpang dari Usulan AS, Hamas Tolak Syarat Gencatan Baru dari Israel

Marcheilla Ariesta • 26 August 2024 09:45

Kairo: Hamas menolak persyaratan baru Israel dalam perundingan gencatan senjata Gaza di ibu kota Mesir, Kairo. Penolakan Hamas meragukan peluang gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS) itu.

Delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada Minggu usai bertemu dengan para mediator dan menerima informasi akan putaran negosiasi terbaru.

"Perundingan berakhir tanpa kesepakatan karena Hamas maupun Israel tidak menyetujui kompromi yang diusulkan oleh para mediator," lapor Al Jazeera, Senin, 26 Agustus 2024.

Poin-poin penting dalam perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar tersebut mencakup keberadaan Israel di Koridor Philadelphia, hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 km di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

Di Kairo, delegasi Hamas menuntut agar Israel terikat dengan apa yang disepakati pada 2 Juli, sesuai dengan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Kelompok tersebut mengonfirmasi kesiapannya untuk melaksanakan kesepakatan itu guna mencapai kepentingan rakyat Palestina dan menghentikan penghancuran Jalur Gaza. Mereka menekankan perlunya kesepakatan apa pun yang mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Hamas juga mengatakan bahwa kesepakatan apa pun harus mencakup kebebasan untuk kembali bagi penduduk Gaza ke rumah mereka, bantuan dan pembangunan kembali, dan kesepakatan pertukaran tawanan-tahanan.

Sementara itu, Otoritas Penyiaran Israel mengutip pernyataan para pejabat yang mengatakan bahwa ada kemungkinan kecil bahwa pembicaraan Kairo akan menghasilkan kemajuan dalam negosiasi pertukaran tawanan.

Namun, tidak ada tanda-tanda terobosan apa pun pada isu-isu yang memisahkan Israel dan Hamas.

Kelompok Palestina tersebut menyalahkan Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas kurangnya kemajuan selama pembicaraan. Netanyahu dituduh memaksakan tuntutan baru dan tidak serius untuk mencapai gencatan senjata.

Netanyahu bersikeras bahwa perang di Gaza akan terus berlanjut hingga kemenangan total melawan Hamas diraih, bahkan jika kesepakatan tercapai. Tujuan itu telah dikesampingkan oleh banyak pejabat tinggi Israel, termasuk menteri pertahanannya sendiri, dan anggota keluarga tawanan menuduh Netanyahu menelantarkan orang-orang yang mereka cintai di Gaza.

Saat ini, lebih dari 40 ribu jiwa tewas di Gaza dengan 70 persen diantaranya adalah anak-anak dan perempuan. Perang ini sudah berlangsung selama 10 bulan, dan mendapat kecaman dari berbagai belahan dunia.

Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 36 Warga Palestina Jelang Dialog di Mesir

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Marcheilla A)