Delegasi Israel ke Kairo Bahas Pertukaran Tawanan dengan Hamas

Anggota Hamas saat bebaskan sandera. Foto: Anadolu

Delegasi Israel ke Kairo Bahas Pertukaran Tawanan dengan Hamas

Medcom • 23 August 2024 17:15

Yerusalem: Sebuah delegasi Israel tiba di Kairo, Mesir pada Kamis, 22 Agustus, untuk melanjutkan negosiasi mengenai gencatan senjata di Gaza serta kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

“Sebuah delegasi keamanan Israel tiba di Kairo dengan tujuan melanjutkan negosiasi untuk kesepakatan pertukaran sandera,” demikian pernyataan KAN di platform X, seperti dikutip Anadolu, Jumat 25 Agustus 2024.

Laporan tersebut tidak menyebutkan apakah delegasi tersebut mencakup kepala Mossad dan Shin Bet, namun dijelaskan sebagai “delegasi kerja.” Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak AS, Mesir, Qatar, atau Hamas terkait perkembangan hal tersebut.

Putaran negosiasi terbaru sebelumnya berlangsung pada 16 Agustus di Doha, Qatar. AS memberikan usulan yang digambarkan Gedung Putih sebagai "final bridging proposal" atau “proposal penghubung terakhir” konsisten dengan prinsip yang didukung Presiden Joe Biden pada 31 Mei.

Meski detail proposal ini masih dirahasiakan, Hamas menolak proposal tersebut karena dianggap mengikuti syarat baru dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Hamas menyatakan bahwa proposal tersebut sejalan dengan keinginan Netanyahu, termasuk penolakannya terhadap gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Gaza, serta keberlanjutan pendudukan di beberapa titik strategis, yaitu Netzarim Junction, penyeberangan Rafah, dan Koridor Philadelphia.

Kelompok Palestina tersebut mengacu pada dua jalur tanah di Gaza, yang salah satunya baru-baru ini dibangun oleh Israel dan membagi wilayah pantai menjadi bagian utara dan selatan. Koridor Philadelphia mengikuti perbatasan Gaza-Mesir. Penyeberangan perbatasan Rafah berada di sepanjang Koridor Philadelphia.

Hamas tetap teguh pada permintaannya untuk penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan penghentian perang sebagai syarat utama kesepakatan. Namun, Netanyahu menolak tuntutan tersebut, dengan menyatakan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di Gaza selama diperlukan.

Upaya mediasi antara AS, Qatar, dan Mesir untuk mencapai kesepakatan pertukaran tawanan dan gencatan senjata, serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, telah berlangsung selama berbulan-bulan. Namun, negosiasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi syarat-syarat dari Hamas.

Serangan Israel di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, masih berlangsung meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Konflik ini telah menyebabkan lebih dari 40.200 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta hampir 93.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang berkelanjutan di Gaza juga menyebabkan krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan, membuat wilayah tersebut dalam kondisi yang memprihatinkan. Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta orang Palestina mengungsi sebelum wilayah tersebut diserang pada 6 Mei lalu. (Shofiy Nabilah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)