Hizbullah dikabarkan terus mempersiapkan diri dari serangan Israel. Foto: Anadolu
Medcom • 24 June 2024 12:49
Beirut: Menteri Transportasi Lebanon Ali Hamieh membantah Hizbullah menyimpan senjata di Bandara Beirut. Bantahan dilontarkan seiring meningkatnya kekhawatiran akan perang habis-habisan antara kelompok militan tersebut dan Israel.
Mengutip Malay Mail, Hamieh mengadakan konferensi pers untuk menyangkal tuduhan atas artikel tidak masuk akal di media, dan menyerang harian Inggris The Telegraph.
Surat kabar itu mengatakan kelompok Hizbullah menyimpan rudal dan roket di bandara, tempat seorang pelapor melaporkan kedatangan kotak besar yang luar biasa.
Didukung oleh Iran, Hizbullah hampir setiap hari melakukan baku tembak dengan pasukan Israel untuk mendukung sekutunya Hamas.
Sebelumnya, gerakan Palestina telah berperang dengan Israel sejak 7 Oktober 2023 ketika militan Hamas dari Gaza menyerang Israel selatan.
“Saya mengadakan konferensi pers ini untuk mengklarifikasi bahwa semua yang tertulis di The Telegraph adalah palsu dan mengatakan bahwa tidak ada senjata yang masuk atau keluar dari bandara Beirut,” kata Hamieh kepada wartawan yang berbicara dari Bandara Internasional Beirut terletak di daerah selatan ibu kota tempat Hizbullah berpengaruh, dikutip pada Senin, 24 Juni 2024.
Sementara itu, Hamieh juga mengundang para duta besar dan jurnalis untuk meninjau bandara pada Senin pagi dalam kunjungan terbuka untuk semua.
Dalam sebuah pernyataan, serikat transportasi udara Lebanon mengecam bahwa pernyataan yang salah dan kebohongan bertujuan membahayakan bandara Beirut dan karyawannya, semua warga sipil, serta mereka yang sering mengunjunginya.
Israel selama bertahun-tahun menuduh Hizbullah menyimpan roket dan rudal presisi di berbagai instalasi di Lebanon, termasuk lokasi dekat bandara Beirut. Namun, Hizbullah membantah hal ini.
Menurut penghitungan AFP, baku tembak antara Hizbullah dan pasukan Israel selama lebih dari delapan bulan telah menyebabkan 480 orang tewas di Lebanon, sebagian besar merupakan pejuang dan 93 warga sipil.
Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas di wilayah utara negara tersebut.
Diketahui, pertukaran dan ketegangan lintas batas telah meningkat selama dua minggu terakhir setelah serangan udara Israel menewaskan seorang komandan senior Hizbullah. (Theresia Vania Somawidjaja)