Kapal tanker. Foto: Unsplash.
Singapura: Harga minyak melonjak satu persen pada perdagangan Senin. Kenaikan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasokan bahan bakar, setelah sebuah rudal menghantam kapal tanker bahan bakar yang dioperasikan Trafigura di Laut Merah.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 83 sen menjadi USD84,38 per barel setelah mencapai level tertinggi USD84,80 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 78 sen menjadi USD78,79 per barel.
Pedagang komoditas Trafigura sedang menilai risiko keamanan pelayaran lebih lanjut di Laut Merah, setelah petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah kapal tanker yang diserang oleh kelompok Houthi Yaman sehari sebelumnya.
“Gangguan terhadap pasokan terbatas, namun hal itu berubah pada hari Jumat setelah sebuah kapal tanker minyak yang beroperasi atas nama Trafigura terkena rudal di lepas pantai Yaman,” kata analis ANZ, dilansir
Channel News Asia, Senin, 29 Januari 2024.
“Dengan kapal tanker minyak yang terkait dengan AS dan Inggris kini berada di bawah ancaman serangan, pasar kemungkinan akan mempertimbangkan kembali risiko gangguan tersebut.” jelas dia.
Kedua kontrak tersebut naik untuk minggu kedua berturut-turut dan menetap di level tertinggi dalam hampir dua bulan pada hari Jumat, didukung oleh kekhawatiran pasokan Timur Tengah dan Rusia sementara pertumbuhan ekonomi AS yang positif dan tanda-tanda stimulus Tiongkok meningkatkan ekspektasi permintaan.
Rusia kurangi ekspor nafta
Rusia kemungkinan akan mengurangi ekspor nafta, bahan baku petrokimia, sekitar 127.500 hingga 136 ribu barel per hari, atau sekitar sepertiga dari total ekspornya, setelah kebakaran mengganggu operasi kilang di Laut Baltik dan Laut Hitam, menurut para pedagang dan kapal LSEG- data pelacakan.
Pada 1 Februari 2024, para menteri terkemuka dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu secara online.
Namun, OPEC+ kemungkinan akan memutuskan tingkat produksi minyaknya untuk April dan seterusnya dalam beberapa minggu mendatang, kata sumber OPEC+, karena pertemuan tersebut akan berlangsung terlalu dini untuk mengambil keputusan mengenai kebijakan produksi lebih lanjut.