Jumlah Usaha Pertanian Anjlok Jadi 29 Juta Unit di Tahun Ini

Ilustrasi. Foto: dok MI/Amiruddin.

Jumlah Usaha Pertanian Anjlok Jadi 29 Juta Unit di Tahun Ini

Media Indonesia • 4 December 2023 14:27

Jakarta: Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardiyanto menyampaikan berdasarkan diseminasi hasil sensus pertanian 2023 tahap I, jumlah usaha pertanian di Indonesia di 2023 sebesar 29.360.833 unit. Angka ini menyusut 7,42 persen dibandingkan 2013 dengan 31.715.486 unit.

Ia mengungkapkan sensus pertanian dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Ini merupakan rekomendasi dari Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO).

"Jumlah usaha pertanian menurun sebanyak 2,35 juta unit bila dibandingkan dengan data 2013," ujar Atqo dalam konferensi pers Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 tahap I di Jakarta, Senin, 4 November 2023.

Kemudian, untuk jumlah usaha pertanian perorangan (UTP) di 2023 tercatat sebanyak 29.342.202 unit, menurun sebanyak 2,36 juta atau 7,45 persen dibanding 2013 yang sebesar 31.705.295 unit.

Atqo menerangkan UTP paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Timur dengan 5.676.717 unit atau mencakup 19,35 persen dari total UTP di Indonesia. Sementara, UTP paling sedikit berada di DKI Jakarta dengan 13.416 unit atau setara 0,05 persen dari total UTP di Tanah Air.

"Bisa kita duga UTP paling sedikit ada di DKI Jakarta," imbuh dia.

BPS juga mengumpulkan data untuk jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) di 2023 sebesar 5.705 unit, naik 35,54 persen dari 2013 yang sebanyak 4.209 unit. Untuk jumlah usaha pertanian lainnya (UTL) di tahun ini mencapai 12.926 unit, melonjak 116,08 persen dari 2013 yang sebesar 5.982 unit.

Atqo menjelaskan UTP terbanyak terdapat di subsektor tanaman pangan dengan mencapai 15,77 juta unit usaha. Sedangkan, untuk UPB terbanyak terdapat di subsektor perkebunan dengan 2.684 unit usaha dan UTL terbanyak di subsektor hortikultura dengan 5.053 unit.

"Sebagai catatan satu unit usaha pertanian dapat atau bisa mengusahakan lebih dari satu subsektor," ucapnya.

BPS, lanjut Atqo, mendata komoditas-komoditas yang paling banyak diusahakan UTP di 2023 berdasarkan hasil sensus pertanian ialah padi sawah hibrida, lalu ayam kampung biasa, sapi potong, kelapa, jagung hibrida, kambing potong, kelapa sawit, ubi kayu, dan karet.

Baca juga: Petani di Karawang Dapat Penyuluhan Pengendalian Hama Penggerek
 

Petani kebanyakan berusia lanjut


Atqo menuturkan untuk sebaran petani menurut generasi di 2023 didominasi oleh generasi X atau mereka yang lahir di tahun 1965-1980 dengan perkiraan usia sekarang 43-58 tahun. Tercatat generasi X menguasai sebaran petani di Indonesia dengan angka 42,39 persen.

Ia menambahkan untuk sebaran pengelola UTP menurut kelompok umur di 2023, BPS mencatat untuk rentang umur 55 tahun ke atas mengalami peningkatan. Yakni, dari umur 55-64 tahun tumbuh 23,20 persen dibandingkan 2013 lalu. Sedangkan, rentang umur 35-44 tahun terjadi penyusutan 22,08 persen dibandingkan 10 tahun lalu.

"Jadi, pengelola UTP dengan umur di atas 55 tahun justru mengalami kenaikan. Tapi, di bawah 44 tahun mengalami penurunan. Ini menjadi gambaran bahwa petani kita kira-kira agak sepuh atau banyak di atas 55 tahun," terang dia.

Untuk sensus pertanian tahun ini, BPS melibatkan 196.172 petugas sensus pertanian di seluruh Indonesia dengan periode sensus dari 1 Juni-31 Juli 2023.

(INSI NANTIKA JELITA)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)