Protes Pro-Palestina di AS Bagi Trump Layaknya Aksi Nasionalis Kulit Putih

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Foto: The New York Times

Protes Pro-Palestina di AS Bagi Trump Layaknya Aksi Nasionalis Kulit Putih

Medcom • 26 April 2024 18:12

Washington: Donald Trump mengkritik protes yang sebagian besar dilakukan secara damai di kampus-kampus AS terkait perang Israel di Gaza. Ia menilai protes unjuk rasa tersebut sebagai kebencian yang luar biasa. 

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) tersebut mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi pada rapat umum nasionalis kulit putih di Virginia ketika dia masih menjabat hanyalah sebuah hal yang “sepele”.

Trump, kandidat presiden dari Partai Republik pada pemilu November, juga berusaha menyalahkan Presiden Joe Biden atas protes kampus tersebut.

Dalam sambutannya kepada media setelah kesaksian hari itu dalam persidangan pidananya di New York City pada hari Kamis, Trump merujuk pada bentrokan kekerasan di Charlottesville, Virginia, pada tahun 2017 antara kaum nasionalis kulit putih dan pengunjuk rasa. 

Aksi tersebut menewaskan seorang wanita, dan mengklaim peristiwa protes yang dilakukan perguruan tinggi atas Israel jauh lebih buruk.

“Charlottesville hanyalah kacang kecil. Dan itu tidak ada bandingannya, dan kebencian bukanlah jenis kebencian yang Anda miliki di sini,” kata Trump, mengulangi pernyataan yang dia buat di platform media sosialnya pada hari Rabu, seperti dikutip dari The New Daily pada Jumat, 26 April 2024. 

Trump menuai kritik keras pada hari-hari setelah demonstrasi di Charlottesville karena menyamakan kelompok supremasi kulit putih dengan kelompok kontra-demonstran dan mengatakan “kedua belah pihak” harus disalahkan.

Seorang wanita tertabrak mobil dan terbunuh dalam bentrokan tersebut, dan tanggapan Trump berkembang menjadi krisis bagi pemerintahannya.

Protes mahasiswa yang menentang perang Israel di Gaza telah meningkat di universitas-universitas di seluruh Amerika dalam beberapa hari terakhir. Meskipun sebagian besar berlangsung damai, tidak ada korban jiwa dan tidak ada bentrokan kekerasan antar demonstran yang terlihat di Charlottesville.

Otoritas universitas telah berusaha untuk membersihkan banyak lokasi aksi protes, dengan mengatakan bahwa lokasi tersebut sering kali tidak memiliki izin dan memanggil polisi. 

Sekitar 500 demonstran telah ditangkap dalam seminggu terakhir.

Trump pada hari Kamis juga menyerang Biden atas protes kampus tersebut, kurang dari enam bulan sebelum pemilihan presiden bulan November ketika keduanya diperkirakan akan menghadapi pertandingan ulang.

“Ini adalah kebencian yang luar biasa dan ada seseorang yang tidak dapat membicarakannya karena dia tidak memahaminya. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan negara kita,” kata Trump.

Beberapa anggota Partai Republik di Kongres menuduh administrator universitas membiarkan mahasiswa Yahudi dilecehkan selama protes berlangsung, namun kelompok aktivis membantah keras bahwa protes tersebut bersifat anti-Semit.

Meskipun mereka mengakui bahwa retorika kebencian kadang-kadang ditujukan kepada mahasiswa Yahudi, mereka bersikeras bahwa orang-orang yang mencoba menyusup dan memfitnah gerakan mereka bertanggung jawab atas pelecehan apa pun.

Trump di masa lalu mengecam kekerasan di Charlottesville. Setahun setelah unjuk rasa, dia menulis di Twitter bahwa unjuk rasa tersebut “mengakibatkan kematian dan perpecahan yang tidak masuk akal”, sekaligus mengutuk segala bentuk rasisme dan kekerasan.

Trump saat ini diadili di New York karena diduga memalsukan catatan bisnis terkait pembayaran kepada seorang bintang porno agar dia tetap bungkam tentang perselingkuhannya sebelum pemilu 2016. Namun, Trump membantah melakukan kesalahan tersebut. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)