Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dok Medcom.id
Media Indonesia • 6 December 2023 23:03
Jakarta: Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) tak ingin debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 seperti cerdas cermat. Hal ini ditekankan Deputi Materi dan Substansi Timnas Amin Widdi Aswindi usai rapat dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jangan debat kayak cerdas cermat. Dan kayaknya tadi isu itu sudah diakomodasi, bahwa debatnya benar-benar debat, bukan gimik," kata Widdi di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Desember 2023.
Widdi mengatakan digelarnya debat khusus cawapres oleh KPU sesuai dengan harapan Timnas AMIN. KPU memutuskan tiga dari lima rangkaian debat yang bakal digelar khusus diperuntukkan untuk debat capres. Sedangkan, dua lainnya adalah debat cawapres.
Timnas AMIN tidak mempersoalkan jika capres boleh mendampingi cawapres saat debat, atau sebaliknya. Paling penting, porsi bicara debat sepenuhnya harus sesuai dengan agenda debat.
"(Karena capres-cawapres) dwitunggal, tapi yang ngomong tetap capres (saat debat) capres, dan cawapres (saat debat) cawapres," ungkapnya.
Terpisah, juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD Aiman Witjaksono juga tidak menyoalkan format debat yang sudah disepakati. Menurutnya, pembagian tiga kali debat khusus capres dan dua untuk cawapres sudah sesuai dengan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023.
"Mudah-mudahan ini konsisten dijalani dan tidak ada perubahan lagi di depannya," kata Aiman.
Pembagian agenda debat diatur secara bergantian. Debat pertama, diperuntukkan untuk capres, sedangkan debat kedua untuk cawapres. Debat ketiga untuk capres, keempat untuk cawapres, dan terakhir untuk capres.
Saat ditanya jaminan KPU terkait kerahasiaan soal debat agar tidak bocor ke pasangan calon, Hasyim tidak menjawab dengan tegas. Namun, ia menegaskan bahwa semua tim pasangan capres-cawapres telah mengetahui lima tema debat yang bakal digelar.
"Dan tentu yang akan disampaikan isu-isu aktual yang kira-kira akan menjadi ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya selama lima tahun ke depan," kata Hasyim.
Adapun terkait usulan debat digelar dengan menggunakan Bahasa Inggris, Hasyim tak menyoalkannya. Ia mempersilakan saja jika ada capres-cawapres ada yang menjawab pertanyaan debat dengan Bahasa Inggris, tapi sekaligus mengingatkan bahwa bahasa yang digunakan masyarkat adalah Bahasa Indonesia.
"Kalau mau jawab pakai Bahasa Inggris juga boleh. Tapi, kan, rakyat kita bahasanya Bahasa Indonesia," ucap Hasyim. (Tri Subarkah)