Ilustrasi. FOTO: dok MI
Angga Bratadharma • 9 August 2023 09:53
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu pagi terlihat melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya yang berada di posisi Rp15.187 per USD. Mata uang Garuda membutuhkan katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri untuk konsisten menguat dan kembali ke Rp14 ribu per USD.
Mengutip Investing.com, Rabu, 9 Agustus 2023, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi terpantau tertekan di posisi Rp15.207 per USD. Rentang harian pagi ini di Rp15.187 hingga Rp15.216 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.160 per USD.
Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi setelah Moody's menurunkan peringkat beberapa bank AS kecil hingga menengah dan inflasi Jerman melambat pada Juli.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen menjadi 102,5205 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,0960 dari USD1,1007 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2746 dari USD1,2784.
Dolar AS dibeli 143,3690 yen Jepang, lebih tinggi dari 142,4180 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8756 franc Swiss dari 0,8730 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3416 dolar Kanada dari 1,3364 dolar Kanada. Dolar AS naik menjadi 10,7000 krona Swedia dari 10,5779 krona Swedia.
Di sisi lain, investor mengantisipasi laporan inflasi AS Juli untuk menunjukkan ketahanan. Sejumlah komentar yang relatif hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve juga telah mengangkat imbal hasil dolar AS.
Adapun Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan kenaikan suku bunga tambahan kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target 2,0 persen. Secara terpisah, Presiden Federal Reserve New York John Williams mencatat kebijakan perlu dipertahankan untuk beberapa waktu dan terbuka untuk kenaikan lebih lanjut jika diperlukan.
Sedangkan Moody's memangkas peringkat kredit beberapa bank kecil hingga menengah AS dan mengatakan akan menurunkan peringkat beberapa pemberi pinjaman terbesar di negara itu. Lembaga pemeringkat itu memperingatkan kekuatan kredit sektor perbankan kemungkinan akan diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.
Di lain sisi, inflasi Jerman mereda pada Juli seperti yang dilaporkan kantor statistik federal Jerman. Ini mengkonfirmasi data awal kenaikan 6,5 persen harga konsumen pada Juli, menyusul kenaikan 6,8 persen pada Juni. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS dan Eropa turun, membalikkan beberapa kenaikan yang terlihat selama seminggu terakhir.