Ilustrasi kabut polusi. Medcom.jpeg
Kautsar Widya Prabowo • 2 September 2023 17:24
Jakarta: Pemerintah mengkaji penanganan polusi udara di Jabodetabek. Penanganan itu melibatkan Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera).
"Sedang memfinalkan studi dengan Prospera, kita harapkan 10 hari ke depan atau paling lambat dua minggu, kita sudah dapat," ujar Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip pada Sabtu, 2 September 2023.
Luhut menjelaskan dari temuan sementara, kendaraan bermotor menjadi penyumbang polusi yang cukup parah. Pihaknya pun tengah mempercepat perpindahan ke kendaraan listrik.
"Kemudian, Anda lihat ada pengecekan karbon emisi daripada mobil, motor sudah mulai dilakukan," beber dia.
Koordinator penanganan polusi udara itu menyebut ada berbagai persoalan dalam penanganan masalah ini. Misalnya, hujan yang tak kunjung turun dan sulitnya upaya rekayasa cuaca.
"Tipis kemungkinan hujan buatan karena harus ada apa namanya potensi hujannya," jelas dia.
Luhut meminta tak ada pihak yang saling menyalahkan dalam penanganan polusi udara. Sebab, persoalan ini tak bisa diselesiakan dalam waktu sebulan hingga tiga bulan.
"Satu tahun baru bisa diselesaikan," jelas dia.