Norwegia Mulai Gunakan Metode Tes Darah untuk Deteksi Alzheimer

Norwegia mulai menerapkan tes darah guna mendeteksi perubahan pada otak yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer. (Anadolu Agency)

Norwegia Mulai Gunakan Metode Tes Darah untuk Deteksi Alzheimer

Muhammad Reyhansyah • 24 December 2025 22:03

Oslo: Norwegia untuk pertama kalinya mulai menerapkan tes darah guna mendeteksi perubahan pada otak yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer. 

Langkah ini menandai terobosan dalam upaya diagnosis dini gangguan neurodegeneratif tersebut, sebagaimana dilaporkan lembaga penyiaran publik Norwegia, NRK, pada Selasa, 23 Desember 2025.

Tes darah ini kini tersedia di rumah sakit bagi pasien yang menunjukkan gejala gangguan kognitif. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur kadar protein tertentu dalam darah yang diketahui berkaitan erat dengan perkembangan penyakit Alzheimer.

Penerapan metode baru ini didukung oleh hasil studi terbaru yang dipimpin oleh Rumah Sakit Universitas Stavanger. Penelitian tersebut menganalisis lebih dari 11.000 sampel darah dari individu berusia 57 tahun ke atas.

Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar satu dari tiga warga Norwegia berusia di atas 70 tahun telah mengalami perubahan otak yang berkaitan dengan Alzheimer. Angka tersebut meningkat signifikan pada kelompok usia lanjut, dengan lebih dari 60 persen individu berusia di atas 90 tahun terdeteksi memiliki perubahan serupa.

Para pakar menilai tes darah ini sebagai alternatif yang jauh lebih sederhana dan minim risiko dibandingkan metode sebelumnya, yang mengharuskan pengambilan cairan tulang belakang melalui prosedur pungsi lumbal. Pendekatan baru ini dinilai dapat meningkatkan kenyamanan pasien sekaligus memperluas akses diagnosis.

Otoritas kesehatan Norwegia juga tengah merencanakan agar tes tersebut dapat diakses melalui dokter umum. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat deteksi dini serta memungkinkan intervensi pencegahan dilakukan lebih cepat di tingkat layanan kesehatan primer.

Seiring dengan itu, Norwegia bersiap mengevaluasi obat-obatan baru yang ditujukan untuk memperlambat perkembangan Alzheimer, termasuk Leqembi dan Kisunla. Namun, para ahli mencatat bahwa biaya tinggi serta kebutuhan pemberian obat di fasilitas rumah sakit masih menjadi tantangan dalam penerapannya secara luas.

Baca juga:  Alzheimer Indonesia Peringati Bulan Alzheimer Dunia 2025

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)