Hong Kong Tahan 13 Orang Terkait Kebakaran Apartemen Maut

Apartemen di Hong Kong yang habis terbakar. Foto: EPA

Hong Kong Tahan 13 Orang Terkait Kebakaran Apartemen Maut

Fajar Nugraha • 2 December 2025 08:10

Hong Kong: Pihak berwenang Hong Kong mengatakan pada Senin 1 Desember 2025 mereka telah menahan 13 orang atas dugaan pembunuhan dalam penyelidikan atas kebakaran paling mematikan di kota itu dalam beberapa dekade. Pihak berwenang juga menunjuk material renovasi di bawah standar sebagai pemicu kebakaran yang telah merenggut setidaknya 146 nyawa.

Polisi telah menyelesaikan penyisiran di empat dari tujuh menara yang terbakar dalam bencana hari Rabu di kompleks perumahan Wang Fuk Court, menemukan jasad penghuni di tangga dan di atap, terjebak saat mereka mencoba melarikan diri dari api.

Sekitar 40 orang masih hilang.

Uji coba pada beberapa sampel jaring hijau yang dililitkan di sekitar perancah bambu di gedung-gedung pada saat kebakaran terjadi tidak memenuhi standar tahan api, kata pejabat yang mengawasi investigasi dalam konferensi pers.

“Kontraktor yang mengerjakan renovasi menggunakan material di bawah standar ini di area yang sulit dijangkau, sehingga secara efektif menyembunyikannya dari inspektur,” kata Sekretaris Utama Eric Chan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa 2 Desember 2025.

Insulasi busa yang digunakan kontraktor juga memperparah api, sementara alarm kebakaran di kompleks tersebut tidak berfungsi dengan baik, kata para pejabat.

Ribuan orang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada para korban, termasuk setidaknya sembilan asisten rumah tangga (ART) dari Indonesia dan satu dari Filipina, dengan antrean pelayat yang membentang lebih dari satu kilometer di sepanjang kanal di samping kompleks tersebut.

Acara doa bersama juga akan diadakan minggu ini di Tokyo, London, dan Taipei, kata pihak berwenang.

Di tengah kemarahan publik atas peringatan risiko kebakaran yang terlewat dan bukti praktik konstruksi yang tidak aman, Beijing telah memperingatkan akan menindak tegas setiap protes "anti-Tiongkok".

Setidaknya satu orang yang terlibat dalam petisi yang menyerukan penyelidikan independen di antara tuntutan lainnya ditahan selama sekitar dua hari, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Polisi menolak berkomentar secara spesifik, hanya mengatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan sesuai dengan hukum.

Pencarian Beralih ke Bangunan Terdampak Terburuk

“Bangunan-bangunan tersisa yang akan digeledah untuk mencari sisa-sisa korban adalah bangunan-bangunan yang sulit,” ujar Amy Lam, seorang pejabat senior kepolisian, kepada wartawan pada hari Minggu, menambahkan bahwa tahap akhir pencarian mungkin memakan waktu berminggu-minggu.

Gambar yang dibagikan oleh polisi menunjukkan petugas yang mengenakan pakaian hazmat, masker wajah, dan helm, memeriksa ruangan-ruangan dengan dinding dan furnitur yang menghitam menjadi abu, dan mengarungi air yang digunakan untuk memadamkan api yang berkobar selama berhari-hari.

Kerumunan petugas tiba di lokasi pada Senin pagi untuk melanjutkan pencarian mereka di bangunan-bangunan yang terbakar.

Blok-blok apartemen tersebut dihuni oleh lebih dari 4.000 orang, menurut data sensus, dan mereka yang melarikan diri sekarang harus berusaha untuk kembali ke kehidupan mereka yang normal.

Lebih dari 1.100 orang telah dipindahkan dari pusat evakuasi ke perumahan sementara, dengan 680 orang lainnya ditempatkan di hostel pemuda dan hotel, kata pihak berwenang.

Karena banyak warga yang meninggalkan harta benda mereka saat mengungsi, pihak berwenang telah menawarkan dana darurat sebesar HKD10.000 atau sekitar Rp21 juta kepada setiap rumah tangga dan memberikan bantuan khusus untuk penerbitan kartu identitas, paspor, dan akta nikah baru.

Kebakaran Paling Mematikan Sejak 1948

Tahun lalu, warga Wang Fuk Court diberitahu oleh pihak berwenang bahwa mereka menghadapi "risiko kebakaran yang relatif rendah" setelah mengeluh tentang bahaya kebakaran yang ditimbulkan oleh renovasi tersebut, ungkap Departemen Tenaga Kerja kota.

Warga menyuarakan kekhawatiran mereka pada bulan September 2024, termasuk tentang potensi mudah terbakarnya kawat kasa yang digunakan kontraktor untuk menutupi perancah, ujar seorang juru bicara departemen.

Kebakaran paling mematikan di Hong Kong sejak 1948, ketika 176 orang tewas dalam kebakaran gudang, telah mengguncang kota tersebut, tempat pemilihan legislatif akan diadakan akhir pekan ini.

Pada Sabtu, polisi menahan Miles Kwan, 24 tahun, bagian dari kelompok yang meluncurkan petisi menuntut penyelidikan independen atas kemungkinan korupsi dan peninjauan pengawasan konstruksi, kata dua orang yang mengetahui masalah tersebut. Reuters tidak dapat memastikan apakah ia telah ditangkap.

Kwan meninggalkan kantor polisi dengan taksi pada Senin sore, menurut seorang saksi mata Reuters.

Dua orang lainnya juga telah ditangkap karena dicurigai memiliki niat menghasut, lapor South China Morning Post. Polisi menolak berkomentar mengenai penangkapan yang dilaporkan tersebut.

Kantor Keamanan Nasional Tiongkok pada hari Sabtu memperingatkan masyarakat agar tidak menggunakan bencana tersebut untuk "menjerumuskan Hong Kong kembali ke dalam kekacauan" seperti tahun 2019, ketika protes pro-demokrasi besar-besaran menantang Beijing dan memicu krisis politik.

"Kami dengan tegas memperingatkan para pengganggu anti-Tiongkok yang mencoba 'mengganggu Hong Kong melalui bencana'," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Apa pun metode yang Anda gunakan, Anda pasti akan dimintai pertanggungjawaban dan dihukum berat,” pungkas kantor tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)