Neraca Perdagangan Surplus Lagi, Capai USD4,10 Miliar di Juni 2025

Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com

Neraca Perdagangan Surplus Lagi, Capai USD4,10 Miliar di Juni 2025

Ihfa Firdausya • 1 August 2025 13:31

Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD4,10 miliar pada Juni 2025. Surplus pada Juni 2025 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non-migas sebesar USD5,22 miliar.

“Dengan capaian ini, maka neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 1 Agustus 2025.

Sepanjang Januari hingga Juni 2025, neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar USD19,48 miliar. Angka itu naik sebesar USD3,90 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Surplus sepanjang Januari hingga Juni 2025 ditopang oleh surplus komoditas non-migas sebesar USD28,31 miliar. Sementara komoditas migas masih mengalami defisit USD8,83 miliar.
 

Baca juga: 

Gara-gara Harga Beras, BPS Catat Inflasi 0,30% di Juli 2025



(Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini?. Foto: Dok istimewa)

Komoditas penyumbang surplus

Komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,11 miliar. Komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Untuk neraca perdagangan total yaitu migas dan non-migas, tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar USD8,57 miliar, India sebesar USD6,59 miliar, dan Filipina sebesar USD4,40 miliar.

Sedangkan negara penyumbang defisit terdalam adalah Tiongkok sebesar minus USD9,73 miliar, Singapura minus USD3,09 miliar, dan Australia minus USD2,66 miliar.

Kemudian untuk neraca perdagangan kelompok non-migas, tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar USD9,92 miliar. Kemudian India sebesar USD6,64 miliar dan Filipina sebesar USD4,36 miliar.

Sedangkan tiga negara penyumbang defisit terdalam pada kelompok non-migas adalah Tiongkok sebesar minus USD10,69 miliar, Australia minus USD2,39 miliar, dan Brasil minus USD0,83 miliar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)