Ilustrasi gelombang di area pesisir. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 30 July 2025 13:16
Honolulu: Pihak berwenang di Hawaii, Amerika Serikat (AS), tengah bersiap menghadapi dampak awal gelombang tsunami yang diperkirakan akan mencapai wilayah pesisir Pulau Kauai dalam waktu dekat, disusul oleh Pulau Hawaii sekitar 20 hingga 30 menit kemudian.
Tsunami ini terbentuk akibat gempa berkekuatan magnitudo 8,8 yang mengguncang wilayah Kamchatka, Rusia pada Rabu, 30 Juli 2025.
Gubernur Hawaii, Josh Green, mengatakan bahwa data yang diperoleh dari Midway Atoll, sebuah pulau di tengah jalur antara Jepang dan Hawaii menunjukkan adanya gelombang tsunami dengan tinggi mencapai 1,8 meter dari puncak ke lembah.
“Gelombang yang akan menghantam Hawaii bisa lebih besar atau lebih kecil, dan saat ini masih terlalu dini untuk memprediksi ukurannya secara pasti,” ujar Green, seperti dikutip dari The Guardian.
Ia menjelaskan bahwa gelombang setinggi itu bisa diibaratkan seperti ombak setinggi 90 sentimeter di atas permukaan laut yang sudah bergelombang, dan tetap memiliki kekuatan merusak.
Gubernur Green memperingatkan bahwa gelombang dengan kekuatan seperti itu dapat menggeser kendaraan, merusak pagar, bahkan mencabut pohon dari akarnya.
“Karena itu, Anda tidak bisa berada di luar saat gelombang datang. Dampaknya terjadi dengan kecepatan tinggi,” kata Green.
“Jika ada struktur yang terlepas dan mengenai seseorang, dampaknya bisa fatal. Dan orang bisa dengan mudah tenggelam akibat kekuatan gelombang seperti ini,” sambung dia.
Sebagai langkah antisipatif, Penjaga Pantai AS telah mengeluarkan perintah kepada seluruh kapal komersial untuk meninggalkan pelabuhan di Hawaii. Tidak ada kapal yang diizinkan masuk hingga peringatan tsunami dicabut.
“Semua pelabuhan di Hawaii telah ditutup untuk lalu lintas kapal masuk. Kapal-kapal yang berada di sekitar kepulauan Hawaii atau yang sedang menuju ke pelabuhan harus tetap berada di laut hingga kondisi membaik,” demikian pernyataan resmi dari Komando Distrik Penjaga Pantai AS di wilayah Oseania. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Terkuat Sejak 1952, Gempa di Kamchatka Picu Kerusakan dan Korban Luka