Warga Iran Kecam Trump dan Desak Balasan Tegas atas Serangan AS

Ratusan hingga ribuan warga Iran berunjuk rasa menentang serangan AS ke tiga situs nuklir. (Anadolu Agency)

Warga Iran Kecam Trump dan Desak Balasan Tegas atas Serangan AS

Willy Haryono • 23 June 2025 12:39

Washington: Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyerang fasilitas nuklir Iran telah memicu gelombang kemarahan di Teheran, di mana orang-orang di jalanan mengatakan kepada media CNN harapan agar negara mereka segera membalas Negeri Paman Sam.

Banyak warga Iran berkumpul di Lapangan Enqelab di pusat Teheran pada Minggu malam untuk memprotes serangan AS. Rekaman dari Kantor Berita Fars menunjukkan orang-orang melambaikan bendera Iran dan membawa papan bertuliskan, “Hancurkan AS, hancurkan Israel.”

Seorang politikus Iran bernama Hamid Rasaee mengatakan bahwa bahkan mereka yang kritis terhadap rezim Iran pun ikut berunjuk rasa.

"Hari ini kita semua berdiri dalam satu garis di belakang pemimpin tertinggi," katanya kepada CNN, Minggu, 22 Juni 2025.

Serangan AS ke tiga situs nuklir Iran membawa Washington berada di tengah konflik Israel-Iran. Teheran sendiri telah menghadapi kemungkinan intervensi AS karena Trump mengatakan pada hari Kamis lalu bahwa pertimbangan untuk menyerang Iran akan diputuskan dalam waktu dua minggu. 

Namun, pada Minggu pagi, militer AS justru menjatuhkan bom penghancur bunker di fasilitas nuklir Fordow dan Natanz milik Iran, serta rudal Tomahawk yang menghantam Isfahan.

Seorang pria di Teheran mengatakan kepada CNN, “tidak ada yang lebih kotor dari Trump. Pertama, dia memberi kita waktu dua minggu, tetapi setelah dua hari dia justru menyerang.”

Trump mengklaim bahwa Iran beberapa minggu lagi akan memperoleh senjata nuklir, dan mengabaikan penilaian dari komunitas intelijennya sendiri bahwa Teheran masih butuh waktu bertahun-tahun lagi untuk memilikinya. 

Tidak seperti serangan Israel sebelumnya yang kerap menargetkan daerah padat penduduk, serangan AS berfokuz di lokasi yang terlarang bagi sebagian besar warga sipil.

Warga Qom, sebuah kota sekitar 30 km dari lokasi nuklir Fordow, terbangun karena suara sirene kendaraan darurat, beberapa terkejut mengetahui bahwa AS baru saja menyerang karena mereka tidak mendengar apa pun semalam.

Qom tidak memiliki sistem peringatan serangan udara, penduduk tidak akan mendapat peringatan sebelum serangan. Selain itu, warga yang tinggal di sebuah desa sekitar 35 km dari fasilitas nuklir Natanz juga mengatakan bahwa mereka tidak mendengar suara bom serangan AS.

Melemahnya Rezim Iran

Di Teheran sendiri, banyak yang menyerukan agar Iran membalas AS dengan tegas. Fars merilis kompilasi wawancara dengan warga di jalanan, sebagian besar mengatakan bahwa Iran harus menyerang pangkalan AS di wilayah tersebut dan menutup Selat Hormuz, jalur yang dilalui sepertiga perdagangan minyak laut global.

Seorang demonstran pada protes di Enqelab mengatakan kepada CNN bahwa ia akan tetap di sana mengorbankan hidup untuk negara “bahkan jika rudal menghujani kepala saya.” Di sekitarnya, banyak orang yang juga memprotes AS, memegang plakat dan poster anti-Trump. 

Seorang wanita mengatakan kepada CNN di sebuah pasar lokal bahwa ia yakin Iran hanya membela diri. "Kami menjalani kehidupan normal dan mereka menyerang kami. Jika seseorang menyerang AS, apakah mereka tidak akan membalas? Tentu saja mereka akan membalas," katanya. 

Sementara itu, seorang warga Teheran lainnya meyakini bahwa rezim Iran kini sangat dilemahkan oleh serangan AS. “Selama ini, rezim selalu mengklaim akan menyerang semua pangkalan militer Amerika dan menutup Selat Hormuz. Namun, seluruh dunia melihat kenyataan bahwa AS dengan mudah menyerang situs nuklir Fordow dan Natanz.”

Ia menyebut bahwa Iran sama sekali tidak bereaksi atau membalas AS layaknya ancaman kerasnya selama ini. Jika dalam beberapa hari ke depan pihak Iran masih belum merespons, menurutnya para pendukung rezim Iran pun dapat pergi.

“Tak ada orang waras yang akan tetap mendukung pihak yang berada dalam posisi lemah," pungkasnya. (Nada Nisrina)

Baca juga:  Televisi Iran: Setiap Warga dan Prajurit AS Jadi Target yang Sah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)