Bagaimana agar Lulusan Perguruan Tinggi tidak Diganti AI? Ini Penjelasan Wamendiktisaintek

Ilustrasi. Metrotvnews.com.

Bagaimana agar Lulusan Perguruan Tinggi tidak Diganti AI? Ini Penjelasan Wamendiktisaintek

M. Iqbal Al Machmudi • 26 April 2025 21:31

Jakarta: Meningkatnya lulusan Perguruan Tinggi (PT) harus dengan kualitas yang sesuai dibutuhkan industri dan menjawab tantangan saat ini. Sehingga, profesi para lulusan tidak terganti dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie memaparkan sejumlah hal agar profesi para lulusan perguruan tidak dapat diganti oleh AI. Ia juga menerangkan bagaimana pendidikan harus dilakukan di era AI. 

Pertama, kata dia, literasi AI secara lengkap dengan pemahaman sistem algoritme data, termasuk sumber datanya. Kemujdian, secara kritis menganalisanya.

"Kemudian kemampuan membuat keputusan dan pengecualian, dan pentingnya pengertian pemikiran manusia, di mana kita masih harus menjamin aspek manusia dalam setiap kegiatan kehidupan," kata Stella dalam keterangannya, Sabtu, 26 April 2025. 

Model ini diharapkan bisa membangun ekonomi dan kemajuan teknologi ke depannya. Bila terkait ekonomi, maka disampaikan kaitan antara lapangan pekerjaan dengan ketersediaan dan kemampuan lulusan PT, dan ditekankan yang utama adalah manusianya. 

"Ada dua aspek penting pembentukan SDM, yaitu research mindset dan specialized and adaptable workforce," ujarnya.
 

Baca juga: Siapkan SDM, Peningkatan Fasilitas Perguruan Tinggi Digenjot

Lulusan Meningkat

Pada Sabtu, 26 April 2025 ini, Universitas YARSI kembali melakukan wisuda Sarjana dan Pascasarjana untuk semester ganjil tahun 2024/2025 ini. Seluruhnya ada 416 yang diwisuda hari ini, terdiri dari 337 Sarjana dan 79 Pascasarjana. 

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut angka lulusan Pascasarjana meningkat lebih dari tujuh kali bila dibanding tahun 2021.

"Ketika saya mulai ikut bergabung, yang ketika itu lulusannya adalah 11 orang. Tentu makin meningkatnya jumlah mahasiswa dan lulusan ini membuat Sekolah Pascasarjana (SPS) harus terus meningkatkan kinerjanya, apalagi dalam beberapa bulan ini SPS baru saja menyelesaikan 7 akreditasi secara berturut-turut, baik nasional maupun intenasional," jelas Tjandra.

Dari 79 lulusan Pascasarjana kali ini, 20 orang di antaranya adalah Magister Manajemen, 27 Magister Kenotariatan, 6 Magister Biomedik dan 26 Magister Administrasi Rumah Sakit.

"Dalam waktu tidak terlalu lama lagi diharapkan juga akan ada lulusan program studi Doktor Biomedik dan SPS Universitas YARSI ini. Program Studi juga akan diperluas dengan rencana pendirian Magister Hukum Kesehatan dan Magister Akuntansi," ujar Tjandra.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)