Bullish Emas Menguat, Ini Faktor Pendukungnya

Ilustrasi. Foto: Unplash

Bullish Emas Menguat, Ini Faktor Pendukungnya

Eko Nordiansyah • 1 July 2025 11:33

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) bergerak menguat di awal pekan, didukung oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven menjelang serangkaian data ekonomi penting dari Amerika Serikat, termasuk laporan ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) yang menjadi fokus utama pasar. 

Pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, harga emas tercatat naik 0,58 persen, didorong oleh melemahnya greenback yang diperdagangkan di dekat level terendah sejak Februari 2022.

Pelemahan dolar AS terjadi di tengah meningkatnya spekulasi politik di Negeri Paman Sam, dimana Presiden Donald Trump disebut-sebut akan mengumumkan calon Ketua Federal Reserve yang baru pada September atau Oktober mendatang. Ketidakpastian terkait arah kebijakan moneter membuat investor lebih berhati-hati dan mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai.

Memasuki Selasa, 1 Juli 2025, harga emas masih bertahan di kisaran USD3.300-an, dengan posisi terakhir tercatat di level USD3.292 per troy ounce setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah harian di USD3.246. Secara bulanan, harga emas diperkirakan menutup Juni dengan kenaikan tipis sekitar 0,18 persen.

“Dari sudut pandang teknikal, pola candlestick bullish yang terbentuk didukung oleh sinyal Moving Average yang mulai mengarah ke atas, mengindikasikan peluang penguatan lanjutan pada XAU/USD,” jelas analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha.
 

Baca juga: 

Kompak Naik, Segini Harga Emas di Pegadaian Hari Ini



(Ilustrasi. Foto: Dok Bappebti)

Faktor pelemahan harga emas

Ia juga menambahkan pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi faktor utama yang menopang harga emas. Tercatat, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun tiga basis poin ke level 4,242 persen, sementara imbal hasil riil AS juga melemah ke 1,952 persen.

Namun demikian, Andy mengingatkan pergerakan emas masih berpotensi fluktuatif seiring pasar menantikan sejumlah data ekonomi penting dari AS, terutama laporan NFP yang akan dirilis akhir pekan ini. 

“Data NFP akan menjadi petunjuk penting arah kebijakan suku bunga The Fed. Jika data tenaga kerja melemah, ekspektasi pemangkasan suku bunga akan meningkat, sehingga harga emas berpeluang melanjutkan tren bullish,” ujarnya.

Selain NFP, pasar juga akan mencermati rilis data PMI Manufaktur ISM, laporan ketenagakerjaan ADP, serta klaim pengangguran mingguan yang diperkirakan turut memengaruhi sentimen pasar dalam waktu dekat.

Dari sisi geopolitik, ketegangan yang sempat meningkat di Timur Tengah mulai mereda, ditambah dengan sinyal positif dari negosiasi perdagangan antara AS dan Tiongkok yang turut memberikan stabilitas di pasar keuangan global. Meski demikian, Citi memperkirakan harga emas masih akan bergerak dalam kisaran konsolidasi USD3.100 hingga USD3.500 per ons sepanjang kuartal III ini.

“Dengan sinyal teknikal yang mengindikasikan tren bullish serta ketidakpastian global yang masih tinggi, pergerakan harga emas dan potensi peluang jangka pendek, terutama menjelang rilis data NFP yang akan menjadi penentu sentimen pasar berikutnya,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)